Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki pengaruh besar terhadap pendidikan dan pembentukan karakter individu. Sebagai elemen penting dalam pembangunan sosial, keluarga memainkan peran utama dalam proses naturalisasi sosial, membentuk kepribadian, serta membiasakan kebiasaan baik bagi anak-anak. Dalam konteks pendidikan gender, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak mereka. Ketika bias gender muncul dalam keluarga, hal ini dapat mempengaruhi pola pikir anak-anak mereka di masa depan, memperkuat stereotip gender yang tidak adil, dan berkontribusi pada ketimpangan gender di masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk menghapus bias gender di tingkat keluarga sebagai dasar untuk menciptakan lingkungan yang adil dan setara bagi semua anggota keluarga. Bias gender dalam keluarga sering kali muncul dalam bentuk pembagian peran yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, perempuan sering dianggap sebagai pengurus rumah tangga dan pengasuh anak, sementara laki-laki lebih sering diberi peran sebagai pencari nafkah utama. Ketidakadilan gender ini dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk, seperti marginalisasi perempuan, subordinasi, stereotipe negatif terhadap perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan beban kerja lebih banyak dan panjang (double burden) bagi perempuan.Â
KEMBALI KE ARTIKEL