Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Tumbal Cinta

20 Agustus 2014   07:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:05 49 1
Tempo hari, di penghujung sore yang disapa lembut oleh gerimis, saya kedatangan tamu, saudara jauh dari ibu. Sepasang suami istri beserta tiga orang puteranya. Silaturahmi biasa, mumpung masih suasana lebaran. Obrolan kami sangat renyah sore itu, serenyah sajian makanan kecil di meja, sisa lebaran dan hangat layaknya teh dalam cangkir yang saya sajikan. Hmm, ada yang beda dari sang istri tamu saya. Si mbak kok sekarang cablak, dominan dalam obrolan, sangat berbeda dengan si mbak yang saya kenal pada kunjungan tahun terdahulu ( dua tahun kemarin ga ketemu ). Dulu lebih pendiam, pemalu, bahkan untuk sedikit tersenyum saja pasti sambil menunduk dan menutup mulutnya dengan ujung kerudung. Pikir saya, mungkin karena pulang dari negeri seberang setelah masa kontraknya sebagai TKW, pergaulannya semakin luas, menjadikan dia lebih Pe De, supel, dll. Akh, itu tidak penting, malah saya asyik dengannya yang sekarang, ngobrol jadi makin seru walau kadang ada sedikit yang kurang nyambung. Wajar, suasana rumah gaduh, mungkin pendengaran kami jadi sedikit sukar merespon dan menyensor antara percakapan kami vs hiruk pikuknya suara anak-anak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun