Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

"Fitnah Rekayasa"

2 Desember 2009   17:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:06 1567 0
[caption id="attachment_32603" align="alignleft" width="300" caption="Salah satu aktivis sedang memperlihatkan data itu dalam konfrensi pers"][/caption] Data aliran dana Bank Century yang dibeberkan Benteng Rakyat untuk Demokrasi (Bendera) dicurigai sebagai bagian dari operasi kontra-intelijen kubu SBY untuk mendelegitimasi proses politik yang sedang berlangsung di DPR dan proses hukum yang sedang berlangsung di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Seperti diketahui Senin (30/11), LSM Bendera melalui konfrensi pers merilis aliran dana Bank Century yang masuk ke kalangan istana maupun lembaga lain. Data yang dirilis bendera terkait aliran dana itu meliputi; KPU menerima dana Rp 200 miliar, LSI Rp 50 miliar, FOX Rp 200 miliar, Partai Demokrat Rp 700 miliar, Edi Baskoro Yudhoyono Rp 500 miliar, Hatta Radjasa Rp 10 miliar, Mantan Panglima TNI, Djoko Suyanto Rp 10 miliar. Lalu, kepada mantan Jubir Presiden Andi Malarangeng Rp 10 miliar, Rizal Malarangeng Rp 10 miliar, Choel Malarangeng Rp 10 miliar, serta aliran dana kepada pengusaha Hartati Murdaya Rp 100 miliar. Atas penyebutan aliran dana tersebut, hari Selasa (1/12) sejumlah pihak yang disebut, seperti mantan Wakil Ketua Timnas Kampanye SBY-Boediono Djoko Suyanto, mantan Ketua Timnas Kampanye SBY-Boediono Hatta Radjasa, trio Malarangeng, dan putra Presiden SBY, Edhi Baskoro Yudhoyono, melaporkan Bendera ke Polda Metro Jaya atas tuduhan pencemaran nama baik. Dan pada hari Rabu (2/12) hartati Murdaya melakukan hal yang sama di Mabes Polri. Dari rentetan peristiwa ini, adalah Adhie Massardi jurubicara Komite Bangkit Indonesia (KBI) mengatakan bahwa dari informasi yang diterimanya sejak data aliran dana Bank Century versi Bendera ini beredar, dia menyimpulkan ada permainan kontra-intelijen yang dilancarkan kubu SBY untuk melemahkan dan mendelegitimasi proses politik yang sedang bergulir di DPR dan proses hukum yang sedang bergulir di KPK untuk membongkar skandal ini. Informasi yang diperoleh Adhie Massardi menyebutkan bahwa kelompok tertentu di kubu SBY menggunakan Bendera untuk meniupkan “fitnah" yang memang disengaja. Masih menurut Adhie mantan jubir presiden jaman Gus Dur ini, sejak awal dia sudah menaruh curiga pada angka-angka versi Bendera yang menurutnya to good to be true, terlalu sempurna. Dalam sebulan ini tim pendukung dan SBy sendiri selalu menyampaikan mereka difitnah, tetapi belum ada bukti. Maka sekarang lah mereka menghadirkan bukti itu dan begitu ‘bukti fitnah’ ini muncul, mereka ramai-ramai menggugat ke polisi dan mengatakan itu fitnah. Kelak pada akhirnya mereka berhasil membuktikan bahwa itu adalah fitnah, karena itu memang fitnah yang mereka sengaja, alias fitnah yang direkayasa. Apa yang dilakukan oleh LSM Bendera ini, yang sebelumnya pernah melakukan kampanye ganyang malaysia atas klaim tari pendet, memang dianggap berani dan sangat vulgar bak lembaga BPK menyampaikannya dalam konfrensi pers dan disampaikan dalam bentuk selebaran. Antara rasa percaya dan tidak percaya beberapa tokoh malah meragukan data-data ini, Ketua Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (Kompak) Fadjroel Rahman mengaku masih meragukan data ini sehingga dia mengaggap persoalan ini sangat layak jika diproses melalui kepolisian dan pengadilan agar dapat diungkap kebenarannya. Dradjad wibowo yang selama ini paling vokal menyoroti skandal bank century malah menolak data-data ini, demikian pula Yunus Husein Ketua PPATK membantahnya dan mengatakan sama sekali belum pernah mengeluarkan data-data terkait aliran dana century, termasuk 51 rekening yang dicurigai hasil temuan BPK. LSM Bendera memang sangat berani, tudingan SBY bahwa data ini 100% tidak benar baik hati nurani dan akal budi, ini adalah fitnah yang terlalu (lagu kalee). Bantahan ini malah ditanggapi oleh LSM Bendera bahwa ini bukan fitnah dan bisa dipertanggungjawabkan. Atas dilaporkannya mereka ke Mabes Polri, LSM Bendera malah balik menantang, mereka siap diciduk jika Boediono dan Sri Mulyani lebih dulu ditangkap, malah mereka mengancam akan memprapengadilankan Polri jika mereka ditahan. Coba bandingkan pada kasus buaya vs cicak, mana ada berani melakukan seperti ini. Malah LSM Bendera berpendapat tudingan dan pelaporan itu salah alamat, karena data ini diungkapkan oleh jaringan aktivis anti korupsi di wilayah jakarta, bogor dan bandung, bukan oleh LSM bendera. Djoko Suyanto sendri dalam bantahannya mengatakan bahwa tidak benar dia menerima dana itu karena dia hanya wakil tim sukses, bukan bendahara, sehingga tidak mungkin. Ini bisa menjadi ilustrasi jika benar data-data itu tentu mereka tidak menerima langsung, tetapi sudah melalui perantara berbagai tangan, karena LSM Bendera sendiri mengakui mereka mendapatkan data itu dari sumber yang layak dipercaya dan suatu saat mereka akan mengungkapkannya. benarkah demikian, dan maukah sumber data atau alibi itu bersaksi ? Yang menjadi pertanyaan besar, jika LSM Bendera yakin dengan data ini lengkap dengan buktinya, lalu mengapa mereka tidak melaporkannya lebih dulu ke Polri, KPK, atau ke inisiator angket century?, ataukah mereka memang tidak percaya kepada lembaga-lembaga ini. Tudingan dan dugaan adhie atas persoalan ini memang bisa dibenarkan, sangat tergantung bagaimana ending terhadap persoalan ini. Jika jalan penyelesaian dilakukan seperti fenomena kasus Bibit-candra, ambillah contoh kemudian LSM bendera mengaku bersalah, fitnah, lalu persoalan ini selesai secara adat. Itu artinya ke depan tabungan kebaikan dan kebenaran semakin bertambah bagi orang-orang yang disinyalir oleh data-data itu, namanya semakin harum mewangi, terbukti kan cuma fitnes, eh...salah, maksudnya fitnah, hehehhh.... Demikian halnya, peristiwa ini akan mendelegetimasi apa yang akan dilakukan oleh angket century dan KPK, akhirnya apa yang dikatakan Boediono memang benar jua adanya bahwa proses bail out century sama sekali tidak berhubungan dengan tim sukses pemilu, akhirnya baik KPK, Polri dan Pansus Angket Century hanya berhasil menggaruk para pemilik, manajemen dan nasabah nakal bank century, mungkin itulah yang disebut tumbal. Sungguh cantik dan indah sandiwara fitnah rekayasa ini ? benarkah demikian atau apa tanggapan anda ? wallahualam SALAM DIALOG

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun