Sebagian orang menjadikan emas sebagai instrumen investasi. Membeli di saat harga rendah dan (berusaha) menjual saat harga tinggi. Syukur-syukur saat harga melambung. sehingga bisa cuan besar.
Komoditi yang dijadikan sebagai alat investasi tentu bukan hanya emas. Banyak komoditas lain. Misalnya tanah, saham, bahkan 'benda gaib' seperti kripto. Apapun emas sudah beranjak fungsinya. Jika dulu sebagai perhiasan, sekarang dominan sebagai medium untuk menabung.
Tren emas sebagai tabungan diperkuat dengan perubahan fungsi PT Antam. Pada awal pendiriannya tahun 1968, PT Antam tidak diperbolehkan menjual produknya kepada konsumen eceran. Badan usaha milik negara kita tercinta ini hanya melakukan usaha pemurnian dan percetakan. Para toko emas-lah yang menjadi konsumen PT Antam. Untuk dijual kembali kepada masyarakat.
Sejak tahun 1997, Antam menjadi perusahaan terbuka dengan menjual sero sebesar 35 persen. Skema bisnis perusahaan juga berubah. Tidak lagi semata menjual produk kepada toko emas. Tetapi juga kepada masyarakat umum.
Alhasil, emak-emak tidak lagi harus membeli emas ke para tauke pemilik toko emas. Kini ada pilihan, membeli kepada PT Antam. Fungsi emas bergeser dari semula dominan perhiasan menjadi tabungan.
Bedanya? Beli emas di toko emas kena biaya pembuatan. Apalagi jika modelnya bagus, harganya semakin mahal. Jika bosan atau 'kepepet', bisa dijual kembali kepada toko. Tetapi selisih harganya biasanya banyak. Karena emas yang kita jual kembali ke toko hanya dihitung beratnya saja. Beda saat kita membeli, ongkos pembuatan tidak dihitung.
Yah, rugi memang. Belum lagi kalau membeli kepada toko emas yang nakal. Memanipulasi bobot atau kadar. Dampaknya, emas yang kita beli tidak laku dijual ke toko lain.
Menabung dalam bentuk emas merupakan pilihan bagi sebagain masyarakat. Saya sendiri punya emas, hanya membaca berita-berita tentang menjadikan emas sebagai tabungan (he he he...). Misalnya menurut berita, LHKPN serang pejabat bernama Fulan adalah sekian-sekian. Termasuk sekian gram emas atau logam mulia. Jumlah tabungan emasnya buanyak..., berkali lipat dari secuil mahar yang saya berikan ke istri dahulu he he he...
Tetapi begitulah. Emas sekarang menjadi salah satu tabungan yang nilainya cenderung stabil. Lebih tahan inflasi. Jadi kita bisa berharap pada emas untuk sebagai instrumen untuk menyimpan uang agar tak mudah terdepresiasi nilainya. Tetapi emas juga mengundang cemas. Karena rawan kejahatan. Misalnya dicuri atau dirampok. Beda dengan menabung di bank yang lebih aman.
Tetapi jika para pemiliki emas merasa cemas, apalagi saya yang tidak punya. Tentu lebih cemas lagi. Udah ah.