Pagi hari, tidak ada yang lebih nyaman dibanding berteman dengan selimut dan bantal
"Teteh, Mbah lagi sakit. Ayo bangun, jangan tidur melulu" kata perempuan itu, di dekat daun pintu
"Masih ngantuk ah, siangan aja perginya" kataku, malas, menarik selimut kembali
Ia menghampiri ranjangku, duduk di samping
"Memang kita tak akan pernah bisa merasa sebelum melihat dengan mata orang lain, mendengar dengan telinga orang lain, dan meletakkan kaki di alas orang lain"
"Apa sih, Ummi?" selimut itu terbuka
"Bukankah orang mu'min itu seperti satu tubuh, apabila satu bagian tubuh sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit?"
Tertegun