Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Tuyul dan Makhluk Gaib Lainnya dalam Sejarah Ekonomi Jawa

20 Oktober 2010   11:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:16 1476 0
DALAM tradisi historiografi di Indonesia akan sulit ditemukan cerita tentang sesuatu “yang tidak ada”, “suatu yang tidak berwujud” atau gaib. Padahal, sesuatu “yang tidak berwujud” itu, di dalam suatu kurun waktu tertentu juga menjadi bagian dari proses sejarah. Hal ini dapat dilihat dalam konteks tuyul atau makhluk-makhluk gaib lainnya yang secara sosio-kultural menjadi bagian dari masa lalu dan berkaitan dengan persoalan ekonomi, bahkan terus hidup dalam masyarakat Indonesia. Tetapi karena tuyul dan makhluk-makhluk gaib itu dianggap “tidak ada” atau “tidak nyata wujudnya” dan dokumen-dokumen juga tidak menyatakan keberadaannya, maka dianggap tidak ada sejarah yang perlu dikaitkan dengan hal itu (Bambang, dalam kuliah Kapita Selekta program pascasarjana UGM dan Gagalnya Historiografi Indonesiasentris?!: 44).

Orang baru menyadari bahwa “yang tidak ada” dan “tidak nyata” itu juga bagian dari sejarah Indonesia sejak Peter Boomgaard menulis hubungan antara tuyul dan makhluk gaib lainnya dalam perubahan ekonomi di Jawa pada masa Kolonial (Bambang, Gagalnya…: 44). Tentu saja Boomgaard dalam tulisannya, yang akan dibahas berikut ini, bukan bertujuan untuk membuktikan bahwa makhluk-makhluk gaib itu ada dan nyata—ada atau tidaknya kahluk-makhluk tersebut tidaklah penting—melainkan menunjukkan bahwa makhluk-makhluk itu hadir dalam mentalitas (ekonomi) masyarakat Jawa pada masa kolonial.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun