Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Baduy Village, Wisata Tanah Leluhur

27 Januari 2011   08:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:08 522 0
Banyak hal tentang Wisata Indonesia yang selalu menarik untuk disimak, dari mulai alamnya yang tropis dan eksotis hingga jejak kebudayaan yang tak lekang hingga kini. Trip Kaki Gatel kali ini ingin mengajak anda berwisata ke salah satu tanah leluhur yang ada di Indonesia, tepatnya di Provinsi Banten Jawa Barat, berbeda dengan wisata atau kunjungan ke sebuah suku tradisional pada umumnya, disini anda bukan hanya akan diajak memahami arti pentingnya menjaga kemurnian dari pusaka tanah leluhur, berpetualang menjelajah tantangan yang diberikan alamnya yang masih perawan dan liar adalah nilai plus dari wisata kali ini. Badan saya masih terasa remuk redam, kaki saya masih pegal-pegal, belum lagi pergelangan tangan saya yang keseleo saat menahan badan ketika terpleset diturunan curam itu, tetapi lagi-lagi saya tak sabar untuk membagi cerita ini kepada anda. Cerita tentang beningnya mata air di sungai itu, tatapan mata dan kulit sehalus sutera yang mondar-mandir disana. “Lojor teu meunang di potong, Pondok teu meunang disambung, kurang teu meunang ditambah, leuwih teu meunang di kurang” begitulah pepatah Baduy yang tak hanya menggema di hati masyarakatnya, ini juga jadi ikon unik pada souvenir ala Baduy yang dijual. Yang secara harfiah menjelaskan inti dari kehidupan yang apa adanya, kalo kepanjangan gak boleh dipotong, kalo pendek gak boleh di sambung, kalo kurang gak boleh ditambah-tambahin, dan kalo lebih pun juga gak boleh di kurangin. Baduy terkenal sebagai orang Kanekes, sebuah suku yang sarat dengan adat istiadatnya sejak ribuan tahun lalu. Masyarakatnya mendiami kawasan pegunungan Keundeng, tepatnya di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun