mengikuti aliran air di tepi sungai
dengan laba laba diantara daunnya
cemerlang berkilat bermandikan cahaya
Aku berdiri di puncak
dalam keremangan alam
menapak jalan setapak demi setapak
dalam siraman sumpah serapah, kebohongan
dan caci maki
Tapi aku tetap tegak
meski musuh mengelilingi
karena kutahu
kamu takkan membiarkan aku
harapan ini
akan kupegang teguh
sampai akhir
sampai tetes darah terakhir
karena aku percaya
kamu pasti akan datang
untuk membawaku pergi
(Kakashi, 5 Maret'10)