Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Mengakhiri Polemik Fatin

24 Juni 2013   08:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:31 887 5

Sebelummasuk ke pembahasan mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa harus membahas Fatin lagi, bukankah di bumi ini ada milyaran manusia lainnya yang bisa dijadikan objek tulisan, bukankah sudah banyak artikel yang membahas Fatin, dan bukankah – bukankah yang lain. Sebelum pertanyaan – pertanyaan tersebut benar – benar muncul, baiknya saya jelaskan maksud dari ditulisnya artikel ini.Pertama, tulisan ini sebagai perkenalan saya di dunia kompasiana yang menurut rumor adalah ‘tempat orang-orang canggih’ karena meskipun saya sudah bergabung dengan kompasiana lebih dari setahun lalu saya merasa ‘sendiri’ di kompasiana ini, jadi saya rasa menulis tentang Fatin akan membuat tulisan ini menjalankan tugasnya dengan baik meskipun pada kenyataannya nanti konten yang dimuat biasa saja dan tidak canggih.Yang kedua, artikel ini saya jadikan sebagai penebusan dosa saya yang sudah satu setengah tahun lebih tergabung dengan kompasiana dan belum memposting artikel selain 2 puisi, hehe. Oleh sebab itu, mohon maaf bila nanti dalam pembahasan sangat tidak berbobot, tidak canggih dan tidak renyah dibaca, dikarenakan selain alasan tersebut diatas seyogyanya saya adalah seorang anak desa dari daerah pegunungan kota Wonosobo yang berstatus mahasiswa cuti dan tidak pernah berprestasi apa-apa serta tidak pernah terampil dalam menulis (terbukti dengan setumpuk makalah yang selalu salah menurut dosen).Jadi, salam kenal untuk semuanya dan tak lupa terima kasih untuk mas, mbak, bapak, ibu, om, tante, adek yang mau mampir membiarkan sedikit energinya berkurang untuk membaca tulisan ini. Salam kuper.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun