Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Aliansi Purun Hijau untuk Kalimantan Selatan yang Hijau

25 September 2011   09:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:38 216 0
Aliansi Purun Hijau Untuk Kalimantan Selatan yang Hijau | Terlalu Jumawa memang dengan judul artikel ini, terkesan bahwa Aliansi Purun Hijau adalah segalanya untuk menjadikan Kalimantan Selatan yang subur dan hijau. namun, bukan itu maksud saya. Aliansi Purun Hijau adalah gabungan beberapa aktivis dari perwakilan organisasi kampus (KSR, Pramuka, LPM SUKMA dan Mapala Meratus) serta beberapa orang dari komunitas Tagayan Hijau yang dibentuk oleh Adi R.A.M (blogspot : http://tagayanhijau.blogspot.com), senior saya di Lembaga Pers Mahasiswa Suara Kritis Mahasiswa (LPM SUKMA) IAIN Antasari Banjarmasin. Aliansi ini dibentuk untuk memperingati hari ozon (16 September) dan hari tanpa kendaraan bermotor sedunia (22 Sepetember), konsep bersepeda mengelilingi Kota Banjarmasin memakai topi purun dengan membawa atribut seperti bendera Aliansi Purun Hijau dan pot bunga dengan ranting kering (sindiran), target adalah menyampaikan aspirasi kepada Walikota, DPRD Kota dan Provinsi, namun karena bertepatan dengan hari jadi Kota Banjarmasin, sehingga pemerintah Kota mengadakan acara di halaman pemkot, hanya DPRD Kota dan Provinsi yang mendengar aspirasi kami. Seperti diketahui bersama, Bencana di Kalimantan Selatan bagaikan dua sisi mata uang yang silih berganti, suatu saat ditimpa dengan bencana banjir dan disaat yang lain berganti menjadi bencana kebakaran hutan, selalu begitu rotasinya. semua bencana yang pastinya merugikan, tiap tahun harus ada yang kehilangan anggota keularga, harta benda, dan sebagainya. Jika digali lebih dalam penyebab bencana tersebut, tidak salah lagi, itu semua karena ulah manusia sendiri. begitu banyak penebangan hutan tanpa tebang pilih, membuka lahan dengan pembakaran, pertambangan illegal besar-besaran, dan hal lain yang tentu merugikan banyak orang. Banjir dan kebakaran tidak bisa lepas dari isu global warming atau pemanasan global yang sejak beberapa tahun yang lelu mencuat kepermukaan, untuk menandingi isu tersebut muncul pula isu Go Green yang serentak mengecam aksi-aksi pencemaran dan pengrusakan lingkungan. Hal yang berkaitan pula dengan upaya go green adalah lahan terbuka hijau dan tata kota yang ideal, bayangkan saja, jika Banjarmasin dipenuhi dengan beton dan semen, menggusur hutan kota dan menggantinya dengan mall lantai 5, sungai berganti menjadi pemukiman warga yang semakin tahun semakin sempit saja, jika sudah seperti itu, segeralah kita bergegas menuju planet lain yang lebih tenteram daripada di bumi. Ozon yang melapisi bumi saat ini sudah berlubang, tidak tanggung-tanggung, lubang ozon saat ini sebesar benua Eropa dan diprediksi akan pulih pada tahun 2068, itupun kalau kegiatan go green dikerjakan. kalau tidak, bumi ini akan hancur dalam beberapa waktu ke depan (Science Daily, 2006). Efek pemanasan global atau global warming sudah sangat besar bagi bumi, khususnya Kalimantan Selatan. bencana banjir dan kebakaran hutan sudah menjadi ritual tahunan untuk banua ini. satu hal yang menjadi formula kerusakan alam di Kal-Sel, yaitu semakin besar industri semakin besar pula kerusakan alam. miris kalau melihat lubang besar hasil tambang, ozon sudah berlubang ditambah lagi dengan lubang di bumi yang menjadi sumur kematian bagi semua orang. essensinya adalah mengeruk kekayaan dari harta milik bersama untuk hanya segelintir orang. Ditambah lagi dengan Efek Rumah Kaca yang semakin tumbuh di Kalimantan Selatan, gedung-gedung yang menjulang tinggi dengan berbahan kaca akan memantulkan kembali panas matahari, memang rumah kaca yang terjaga selalu bisa mempertahankan dan mengatur suhu bumi, namun kwantitas rumah kaca sekarang sudah melebihi batas kewajaran yang berakibat vatal terhadap perbedaan temperatur yang ekstream antara siang dan malam. hal ini akan berpengaruh besar terhadap semakin melebarnya lubang ozon yang mengakibatkan slobal warming semakin meningkat pula. Yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak global warming adalah dengan mengurangi bahkan menghentikan pemakaian bahan bakar fosil (Batu Bara), dan yang bisa mengatur itu semua hanyalah pemerintah dengan merevisi UU tentang hal tersebut. Namun problem lingkungan ini juga bisa diminimalisir dengan cara sederhana, yaitu menggalakkan car free day atau hari tanpa kendaraan bermotor, kita ambil saja 2 atau 1 hari dalam seminggu untuk serentak tidak menggunakan kendaraan bermotor (bersepeda lebih baik), begitu bermanfaatnya bagi bumi ini khususnya Kalimantan Selatan. namun, selain kesadaran diri dari seluruh warga masyarakat, juga harus ada hal yang mengatur tentang car free day ini, dan yang bisa mengatur dengan ketentuan baku adalah pemerintah kota setempat. Mengatas problem lingkungan hidup sudah menjadi tugas dan kewajiban bersama, tidak bisa hanya melakukan seminar, workshop dan diskusi-diskusi saja untuk mengatasinya, diperlukan tindakan nyata untuk menanggulanginya. Tata kota yang sembrawut, lahan terbuka hijau yang belum mencapai standar, lubang galian tambang yang menganga, membuka lahan dengan pembakaran, penebangan hutan tanpa tebang pilih, dan lainnya merupakan hal-hal yang menjadi inti dari bencana yang akan menghandurkan Indonesia khususnya Kalimantan Selatan. satu hal yang masih menjadi wacana hebat di rotasi otak saya yang sampai saat ini belum terpecahkan, yaitu apakah lubang tambang tidak bisa ditutup? Dari pemikiran sepintas saya, menutup lubang bekas galian tambang itu tidak sulit, tidak perlu mencari tanah lagi untuk menutupinya, karena tanah hasil galian juga masih ada disekitar lokasi tambang. walaupun tidak bisa kembali seperti semula, namun itulah upaya menghindari bencana besar dan yang menjadikan hal ini sulit adalah faktor keserakahan. sebagian keuntungan para penguasa tambang akan hilang untuk memfasilitasi biaya penutupan lubang tambang ini. itulah yang membuat lubang hasil galian tambang ini tetap menganga dan menjadi penyebab utama terhadap meninggalnya warga sekitar tambang. secara teori memang mereka sudah matang untuk menanggulangi dan mengatasi problem lingkungan ini, namun secara praktik masih belum. apabila lapisan ozon semakin menipis dan lubang semakin membesar, maka bumi tidak lagi sehat dan kondusif untuk manusia dan makhluk lainnya. Disinilah target Aliansi Purun Hijau, untuk menyadarkan para petinggi negara khususnya pemerintah kota Banjarmasin terhadap hal urgen yang terlupakan. memang Aliansi Purun Hijau tidak bisa disamakan Walhi dan green peace, karena Aliansi Purun Hijau hanya perkumpulan mahasiswa yang tanpa sengaja membentuk sebuah komunitas ini untuk memperingati hari ozon dan hari tanpa kendaraan bermotor sedunia, tapi target kami sama yaitu Go Green, Indonesia Green, Borneo Green, Banjarmasin Green | Aliansi Purun Hijau untuk Kalimantan Selatan yang Hijau. Salam "Coretan Anak Kampung"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun