Suatu hari Dash Akol terbunuh dalam duel maut melawan preman yang bernama Kaka Rostam. Dalam perkelahian itu ia punya peluang untuk membunuh lawannya tapi dia tidak mau melakukannya dalam keadaan amarah yang memuncak, bahkan saat Kaka Rostam jatuh tersungkur dan pedangnya terpental Ia tetap mempersilakan lawannya itu untuk berdiri dan mengambil pedangnya.
Setelah perkelahian itu berlangsung cukup lama akhirnya perut Dash Akol terkena sabetan pedang dan mengeluarkan banyak darah. Sebelum wafat dia mengamanahkan burung Beo kesayangannya dipelihara oleh adiknya Marjan, dan Burung Beo itu sering berteriak "Marjan, kau telah membunuhku" Maka berderailah air mata membasahi pipi Marjan.
Dash Akol tak pernah mengungkapkan isi hatinya kepada Marjan karena takut dituduh mengkhianati Haji .... (ayah Marjan). Sebelum wafat ayah Marjan berwasiat mengangkat Dash Akol sebagai pengurus harta haji itu, dia tdk mau mencampuradukkan amanahnya sebagai pengurus harta Ayah Marjan dan kepentingan pribadinya untuk memiliki Marjan. Ia memilih diam dan menyelesaikah amanah itu hingga Marjan mendapat suami.