Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Menteri Yang Cuci Tangan Adalah Oportunis Murahan

4 Maret 2012   02:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:32 893 0
[caption id="" align="alignleft" width="600" caption="image source: metopolitan.inilah"][/caption]

Sebagai salah seorang fans sepak bola Indonesia,tentunya saya dan banyak masyarakat lain ingin agarkompetisi nasional dapat berjalan dengan damai dan teratur yang pada akhirnya melahirkan kualitas pemain pemain nasional yang mempuni yang dapat membela negaranya di kancah internasionaldengan gagah berani, tapi yang terjadiakhir akhir ini, semenjak di pimpin Prof. Johar Arifin tidaklah demikian,sepertinya polemic yang adaterus bermunculan bagai api tak kunjung padam.Terakhir TimNas kita dicukur habis timnas Bahrain 10-0 tanpa ampun, lalu ada yang berkata apa ini? Saya bilang ini musibah bagi persepakbolaan tanah air.

Saya tidak mau berpolemik tentang keputusan wasit yang terkesan memihak atau timnas yang kurang persiapan, atau bahkan pemain ISL uang dianggap tidak nasionalis dsb. Yang saya sesalkan disini dari semua penanggung jawab persepakbolaan nasional saya melihat MenPora Andi Alfian Mallarangen terkesan cuci tangan dengan keadaan PSSI sekarang, khusunya setelah kekalahn TimNas, pernyataan beiau:

http://id.olahraga.yahoo.com/news/menpora-inilah-hasilnya-kalau-pengurus-pssi-ribut-terus-080850560--soccer.html

Apakah ini ciri seorang negarawan atau oportunis? Seharusnya beliau harus mengundurkan diri dari jabatan MenPora karena turut berpatisipasi aktif mengacaukan persepakbolaan RI dengan member jalan kepada bergulirnya kompetisi LPI gagasan Arifin Panigoro, yang menjadi benih penggulingan rezim NH yang kala itu sedang diamuk massa. Sekarang pung begitu,ketika masyarakat remai ramai mencerca angka 10-0, AM pun tidak ingin ketinggalan “mencari aman” dengan mencerca. Kita bahkan tidak mendengar MenPora meminta maaf karena PSSI sebagai binaannya mendapat hasil yang membinasakan martabat bangsa Indonesia. Rupanya ia sudah lupa kelo benih LPI yg ditanamnya dulusekarang berbuah dualisme kompetisi,kacaunya persepakbolaan nasional, dan yg terakhir 10-0 untuk kekalahan timnas.

Saya tidak suka berandai andai akan sesuatu yg sudah lampau, namun jika Andi Mallarangeng cerdas harusnya dia bisa membaca situasi sepak bola Indonesia kemudian menfasilitasi segala permasalahan ketika kongres untuk pergantian PSSI NH, apa yg dilakukan AM waktu saat itu berlagak seakan peduli dg masyarakat (oporturnis) lalu mencabut otoritas NH tanpamelalui mekanisme yg benar! Member angin segar kepada kelompok 78 Arifin Panigoro yang akhirnya memenangkan kuris 1 PSSI, terbukti LPI yg diizinkannya dulu sekarang sudah gak ada gaunnya lagi karena memang sengaja dibuat sebagai batu loncatan untuk mengambil alih PSSI. Arifin Panigoro mbathin "it is my time to eat".

Sekarang tentu berat bagi AM untuk mengendalikan persoalan yang terjadi di PSSI dan persepakbolaan nasional, karena tren buruk permainan TIMNAS dan kurang lakunya IPL sebgai kompetisi resmi pemerintah, belumlagi ancaman FIFA untuk mengsuspend PSSI apabila konflik yang ada tidak segera terpecahkan sampai pertengahan tahun ini.

Yang pasti saya yakin sang menteri hanya teenang teenang saja bah, karena ia sudah mempersiapkan seribu satu langkah untuk mengamankan kursinya , bagaikan bunglon, sesudah lolos dari reshuffle cabinet beberapa waktu lalu, padahal kinerjanya bisa dikatakan buruk, lalu kemudian kasus wisma atlet juga (sementara bisa cuci tangan) lolos, padahal itu dibawah tanggung jawab departemen olahraga, sekarangangka 10 pun ia masih sibuk berbunglonisasi.

####

Sementera itu di tempat lain, PSSI co yang semakin kehilangan trust sibuk mencari kambing hitam sana sini, ada juga yang memaksa menginspirasi dengan kisah sana sini, masih mau ngeyel?,masih merasa benar, mampu, hebat? Hanya orang goblok yang merasa tamparan adalah belaian.

Mari membiasakan cuci tangan yg bersih dg sabun, bukan akal bulus.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun