Hari ini, pihak Yayasan New7Wonders merilis hasil sementara 10 finalis yang memiliki jumlah vote tertinggi dalam kontes pemilihan tujuh keajaiban dunia baru bukan buatan manusia (New 7 Wondersof Nature of The World). Kabar gembiranya, untuk sementara, Taman Nasional Komodo (TNK) juga termasuk dalam 10 finalis tersebut.
Berita gembira ini disampaikan oleh Eamonn Fitzgerald, Kepala Komunikasi New7Wonders dalam rilis yang diterbitkan dari Zurich, Swiss. Selain TNK, Sembilan finalis lainnya–dirurut menurut abjad−adalah the Dead Sea atau Laut Mati (Jordania, Israel, Palestina), the Grand Canyon (AS), the Great Barrier Reef (Australia), Halong Bay (Vietnam), Jeita Grotto (Lebanon), Jeju Island (Korsel), Puerto Princesa Underground River (Filipina), Sundarbans (Bangladesh, India) dan Vesuvius (Italia).
Namun penting untuk diperhatikan, hasil ini masih sementara. Dalam lima hari ke depan, sebelum pemenang diumumkan pada 11 November nanti, peta dukungan untuk para finalis kemungkinan besar bisa berubah. Dengan jutuaan suara yang masih bisa masuk pada hari-hari terakhir, posisi TNK belum aman dan bisa tergeser oleh finalis lainnya. Karenanya, dukungan dari seluruh rakyat Indonesia masih sangat dibutuhkan, baik melalui SMS maupun website.
Keseringan dibohongi
Mungkin karena terlalu sering dibohongi, bangsa ini menjadi bangsa yang skeptis alias sulit percaya terhadap sesuatu. Selama ini, kita terus dibohongi oleh para wakil rakyat yang mengaku menyuarakan aspirasi kita, oleh pemerintah−pusat dan daerah−dengan segala rupa janji-janji mereka saat kampanye yang hingga kini urung terwujud, oleh para pemimpan−negara, agama, masyarakat−yang jauh kata dari laku, dan segudang kebohongan-kebohongan lain, yang semuanya menjadikan kita senang berprasangka negatif dan sulit percaya.
Begitupula dengan kisruh keikutsertaan Pulau Komodo dalam kontes pemilihan The New 7 Wonders of Nature of The World yang menyita perhatian kita belakangan ini, hal ini merupakan bukti kalau kita memang bangsa yang skeptis dan suka berprasangka yang tidak produktif. Segala macam hal yang kita permasalahkan selama ini terkait kontes pemilihan tujuh keajaiban dunia itu, seperti keberadaan kantor Yayasan New7Wonders yang tidak jelas, stutasnya yang abal-abal, SMS 1 rupiah untuk dukungan, hingga website gratisan versi wordpress yang kurang meyakinkan, merupakan bentuk-bentuk skeptimisme tersebut.
Dalam hal ini, saya sendiri amat sependapat dengan Mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla(JK) yang juga merupakan duta pemenangan Pulau Komodo. Saya kira, yang dibutuhkan saat ini adalah dukungan dari seluruh anak negeri untuk memenangkan Pulau Komodo menjadi tujuh keajaiban dunia baru, ketimbang meributkan hal-hal yang tidak produktif, yang boleh jadi hanya prasangka.
JK yang tahu betul apa yang dia lakukan, saya yakin tidak mungkin ketipu atau dibohongi dalam hal ini. Keputusannya untuk menjadi duta pemenangan Pulau Komodo tentu didasarkan pada pertimbangan yang matang dan cermat. Dan yang pasti, didasarkan pada kalkulasi bisinis seoarang saudagar ulung yang jeli melihat betapa besarnya peluang keuntungan ekonomi yang bakal diperoleh jika Pulau Komodo terpilih sebagai salah satu tujuh keajaiban dunia.
Itulah sebab kenapa JK selalu menyeru, “jadikan Pulau Komodo Bali kedua”. Statement ini merupakan manifestasi Kallanomics untuk mengangkat perekonomian rakyat Nusa Tenggara Timur, khsusnya Pulau Flores, tempat Komodo berada, melalui sektor pariwisata. Jika Pulau Komodo terpilih sebagai tujuh keajaiban dunia, tentu sektor pariwisata di NTT akan menggeliat−bukan hanya Pulau Komodo−para turis akan berdatangan.
Singkat kata, secara ekonomi akan terjadi yang namanya multiplier effect (efek pengganda) yang besar, yang jika dikelola secara baik, arif, dan berkelanjutan sudah pasti akan mengangkat kesejahteraan rakyat NTT (Pulau Flores) yang kita ketahui bersama sebagian besar mereka sedang terjerat kemiskinan. Berdasarkan data BPS, saat ini NTT merupakan salah satu provinsi termiskin di Indonesia dengan persentase penduduk meskin mencapai 23 persen dari total populasi−nomor lima tertinggi di Indonesia. Dan saya kira, itulah sebab JK begitu ngotot menyerukan pemenangan Pulau Komodo sebagai tujuh keajaiban dunia.
Lewat tulisan ini, saya tidak bermaksud menyalahkan siapa pun. Bagi saya, keputusan untuk mendukung atau tidak adalah hak masing-masing orang. Namun demikian, marilah kita pikirkan secara positif dampak yang bakal terjadi, jika Pulau Komodo terpilih sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia baru. Masih ada lima hari tersisi untuk memberikan dukungan, baik melalui SMS atau website.
Ayo kawan, perjalanan Pulau Komodo tinggal selangkah lagi untuk menjadi The New 7 Wonders of Nature of The World. Berikan dukunganmu untuk Pulau Komodo. Ini bukan soal politik, karena Pak SBY, Anas dan Ibas juga menyuru untuk mendukug Pulau Komodo sebagai tujuh keajaiban dunia baru.
*****
Sumber tulisan TribunNews/BPS