Hampir setiap hari kalau saya perhatikan mulai dari hari pertama dia menjabat sebagai wakil gubernur DKI Jakarta sampai hari ini, media tidak pernah lepas memberitakan sepak terjang Ahok. Mulai dari peristiwa kecil sampai peristiwa besar.
Pun yang dilakukan oleh rekan saya. Sebagai orang yang merindukan perubahan, dia juga memantau perkembangan Jakarta. Sering pula kita berdiskusi mengenai rencana atau keputusan-keputusan yang telah diambil Jokowi-Ahok dalam menata ibukota ini.
Ternyata kasus kemarin dimana Ahok yang sempat berkonfrontasi dengan H. Lulung sebagai wakil rakyat DPRD, sempat membuat teman saya was-was. Terlebih lagi dia tahu bagaimana itu tanah abang dan siapa H. Lulung.
Ketika pendemo yang menamakan dirinya rajjam Ahok datang ke balaikota untuk meminta Ahok supaya minta maaf kepada PKL karena perkataannya, teman saya tahu itu bukan mewakili PKL, tetapi mewakili sosok H. Lulung.
Nah, ini yang hebat. Teman saya ini jarang sekali berdoa (bukan maksud merendahkan dia atau meninggikan diri ya). Bisa dihitung dengan jari lah kalau dia berdoa - ini katanya-. Kasus tanah abang kemarin itu ternyata sempat membuat dia datang ke rumah ibadah untuk berdoa memohon pertolongan kepada Ahok supaaya selamat.
Kalau selama ini dia tidak pernah mendoakan pemimpin, nah kemarin itu adalah pertama kalinya dalam hidupnya dia berdoa buat seorang pemimpin. Tak lupa juga dia berdoa buat Jokowi sebagai Gubernur supaya bisa naik pangkat menjadi Presiden RI hahaha...
Ternyata -bagi saya- kasus tanah abang itu tidak hanya membuat orang was-was, tetapi membuat orang juga sadar untuk selalu berdoa buat orang lain, termasuk para pemimpin. Inilah yang dialami oleh rekan saya.
Hebat, tak disangka Ahok pun bisa menyadarkan orang untuk bertobat -minimal bisa datang ke rumah ibadah dan berdoa buat orang lain.
salam doa dan damai