Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan untuk mengambil foto bersama Wagub Jakarta terpilih, Basuki Tjahaya Purnama. Kesempatan langka yang jarang saya dapatkan ini tidak mau saya lewatkan begitu saja. Setelah beberapa orang sebelumnya mengambil foto, maka giliran saya. Jepret… inilah hasilnya.
Ketika saya menunjukan foto ini kepada rekan, teman saya mengatakan, aduh waktu itu dia juga lewat depan rumah saya tapi saya gak foto sama dia. Nyesel saya. Lalu saya balik tanya, memangnya kenapa? Iya waktu itu saya sungkan minta foto dia, takut dia gak mau. Saya katakan padanya, dia mau-mau aja tuh hehehe….
Dari kisah di atas ada satu pelajaran penting yang saya dapatkan. Seringkali kita sebagai manusia melewatkan sebuah kesempatan atau peluang baik oleh karena sebuah perasaan yang dinamakan rasa SUNGKAN. Bahkan terkadang kita marah terhadap diri sendiri karena rasa sungkan ini.
Dalam kamus bahasa Indonesia, sungkan mempunyai artian malas (enggan) untuk mengerjakan sesuatu atau tidak merasa enak hati untuk menegur atau meminta sesuatu kepada orang lain. Â Rasa sungkan bila dipelihara akan merugikan diri sendiri. Dan seringnya rasa sungkan itu menjadi alasan ketika kita melewatkan sebuah kesempatan.
Contohnya, bila kita mengalami kesulitan dalam hal tertentu dan kita tahu bahwa ada orang yang bisa membantu kita untuk melewati kesulitan tersebut namun kita sungkan untuk memintanya, maka hilanglah kesempatan itu. Begitu pula ketika kita ingin berkenalan dengan si dia? Ingin tahu nomor teleponnya tapi sungkan bertanya akhirnya si dia lewat begitu saja. Lalu bagaimana bila masalah proyek bisnis? Karena sungkan bertanya tentang proyek bisnis secara mendetail akhirnya bisnis proyeknya menjadi berantakan.
Saya juga ada istilah orang sungkan. Orang sungkan ini saya artikan sebagai orang yang tidak berani menolak atau lebih tepatnya mudah mengatakan Ya (yes man) kepada siapa saja. Dia sulit untuk menolak ajakan orang lain. Karena sulit mengatakan tidak kepada orang lain, akhirnya kehidupannya hanya untuk menyenangkan orang lain bukan untuk memuaskan dirinya. Dan karena untuk orang lain juga maka ada banyak kesempatan untuk dirinya yang terhilang.
Rasa sungkan muncul karena malu dan takut. Takut dibilang tidak tahu diri, takut dibilang tidak setia kawan, malu karena takut dibilang bodoh dan sebagainya. Dan rasa sungkan membuat orang merasa bahwa seharusnya  orang lain mengerti kondisinya saat ini. Lah kalau tidak pernah minta tolong, bagaimana bisa tahu kondisinya.
Jadi supaya kita tidak melewatkan kesempatan-kesempatan baik dan juga peluang yang datang, hilangkanlah rasa sungkan dalam diri, kecuali rasa sungkan itu berkaitan dengan menaruh hormat (segan) kepada orang yang lebih tua atau bijak.
Salam sungkan