Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Suara di Balik Gelanggang Arang: Kenapa Kolonialisme Dirayakan?

22 Mei 2024   06:19 Diperbarui: 22 Mei 2024   06:42 913 5

Dari perspektif gender, salah satu dampak besar dari kehadiran tambang ini, adalah perubahan gaya hidup dan relasi kuasa dalam masyarakat matrilineal. Sama kasusnya di banyak tempat, dimana industrialisasi dan kapitalisme tumbuh maka perempuan cenderung termarjinalisasi atau tersubordinat oleh kekuatan yang patriarkhis. Apa lagi di dunia pertambangan. Saya menuliskan kenyataan ini dalam buku Pemetaan Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto yang diterbitkan oleh Dirjenbud Kemendiknas (2023) dengan judul Suara Senyap Perempuan di Jalur Arang. Hal tanah ulayat perempuan dirampas oleh ninikmamak kapalo waris lalu dijual ke pihak kolonial dan menjadi aset milik perusahaan tambang. Di arena tambang, perempuan kalau tidak dipekerjakan sebagai tukang cuci dan tukang masak, ya sebagai pelayan seks. Karena itu menurut saya, dalam perayaan FGA atau dalam peroses sosialisasi WTBOS yang harus dikedepankan bukan pewarisan nilai budaya tetapi cukup berupa pewarisan pengetahuan. Alasannya adalah karena pengetahuan bersifat inklusif, sehingga orang bisa secara terbuka menilai dan menerima buruk baiknya sebuah realitas sejarah.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun