Di lorong hati yang kelam kau datang,
Menghampiri dengan senyum luka nan tajam,
Setiap detik berbisik rasa pilu,
Namun dalam pelukanmu, aku temukan arti.
Terimakasih, luka, engkau tanda perjalanan,
Memelukku erat dalam kesendirian yang tercipta,
Dari sisa-sisa kerinduan yang terbuang,
Aku belajar menemukan cahaya di setiap langkah.
Luka, kau bukan lagi belenggu penyesalan,
Melainkan kanvas di mana kuukir kisah kebangkitan,
Dari kegelapan menuju mentari yang bersinar,
Aku membangun impian di atas reruntuhan.
Terimakasih, luka, kau hadirkan pelajaran,
Dalam setiap kepedihan terdapat kekuatan,
Menemani langkahku dalam perjalanan panjang,
Hingga kini, aku hadir, penuh dengan semangat.
Engkau telah membentukku menjadi yang kukenal,
Terimakasih, luka, aku sembuh dengan cinta sendiri,
Mengarungi samudera pilu dengan keberanian,
Dan kini, kuhadirkan diriku dengan kebahagiaan.