Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Ego ARB Membunuh Kader Potensial Golkar

19 Mei 2014   13:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22 91 0
Hasil RAPIMNAS IV partai Golkar membuahkan wacana yang sulit di terima partai lain. dengan memaksakan Abdul Rizal Bakrie (ARB) satu-satunya CAPRES/CAWAPRES dari partai Golkar. dan Jika Kader Golkar lain dipinang partai lain maka kader Golkar tersebut keluar dari partai dan tidak diperbolehkan menggunakan atribut partai Golkar.

Golkar di bawah kepemimpinan ARB menjadi Arogan, Ambisius dan Ego tidak sesuai dengan AD/ART dari partai Golkar itu sendiri. Partai Golkar akan sulit berkembang di tahun 2019 jika ketua umum Golkar masih ARB.  Partai Golkar dengan Arogannya ARB terhadap kasus Lumpur LAPINDO tidak akan laku walaupun membentuk poros ketiga. Masih aja seakan membabi buta dalam mengusung ARB walau tak laku.

Saat Pileg kemarin mesin Partai jalan dikarenakan sosok ketokohan calon Legislatif itu sendiri bukan ARB efek. Para Calon Legislatif itu berjuang sedemikian rupa untuk lolos menuju DPRD, DPD dan DPR RI mereka berjuang dengan sekuat tenaga dikarenakan sosok pribadi, ketokohan dari Caleg itu sendiri maupun efek dari keturunan siapa, anak siapa, dan tentu saja rakyat sudah tau kalo yang di pilih itu bukan sosok Presiden RI, sehingga pemilihan Presiden RI tentu saja akan terjadi perubahan arah yang cukup besar.

Jika partai Golkar mengkultuskan harus ARB yang menjadi CAPRES/CAWAPRES maka Golkar sudah tidak memikirkan seluruh RAKYAT INDONESIA, dan menutup kader lain yang potensial di dalam tubuh Golkar itu sendiri untuk berkembang. Maka partai Golkar didorong ARB masuk ke dalam jurang .

ARB tidak menghargai Dewan Pertimbangan Partai Golkar yang  diketahui, ada enam nama dari internal Golkar yang kuat untuk menggantikan ARB sebagai CAWAPRES di pilpres 2014. Antara lain Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Luhut Panjaitan, Ginanjar Kartasasmita, Priyo Budi Santoso dan Agung Laksono.

Biarlah Golkar masuk jurang yang dalam sehingga Seluruh Rakyat Indonesia bisa melupakan pelan-pelan kekuasaan Golkar selama 32 tahun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun