Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Suara-suara yang Ditiupkan ke dalam Dada (5)

12 Desember 2011   14:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:26 86 0
Peristiwa itu membuatmu jengkel dan tak pernah lagi memasuki kamar Gazali. Selama itu kau banyak menghabiskan waktu di sanggar teater yang kebetulan tengah berencana mementaskan sebuah naskah drama yang mengisahkan tentang ajaran Syekh Siti Jenar. Tahu rencana itu kau tergoda untuk mengikutinya. Maka, kau ikuti rapat-rapat berikutnya dan tahu kalau pentas itu rencananya akan digelar di beberapa kota di pulau Jawa. Tambah besar keinginanmu untuk ikut sebab sudah lama kau beringinan berkeliling kota. Pasti sangat menyenangkan, pikirmu. Maka ketika diadakan casting pemilihan aktor, kau mendaftar menjadi aktor utama. Seperti yang aku tebak, karena kehebatanmu memeragakan peran dan barangkali karena kau dekat dengan sutradaranya, maka kau terpilih menjadi aktor utama.

Seketika itu pula kau meninggalkan beberapa cerita yang belum kau rampungkan dan hanya menulis ide-ide cerita baru yang terus menderas di kepalamu dalam sebuah buku saku. Kau berlatih pentas hampir setiap malam, joging saban pagi untuk menguatkan fisik, dan tak lupa membaca buku-buku tasawut dan filsafat untuk mendukung keaktoranmu, terutama buku-buku yang berkaitan dengan Syekh Siti Jenar. Dua hari sebelum berangkat untuk pentas keliling jawa, kau teringat rutinitas selepas subuhmu dan khawatir. Tetapi kekhawatiranmu akan dimarahi oleh ayah dan ibumu masih lebih kecil dibanding rasa takutmu kalau-kalau kawan-kawan sanggar meninggalkanmu jika kau mengundurkan diri menjadi aktor utama.

Aku hanya tersenyum-tak bisa tertawa-ketika kau baru menyadari bahwa pentas itu akan dilangsungkan selama sebulan tanpa terlebih pulang ke Jogja. Selama sebulan itu kau mencoba melupakan hal-hal lain yang berhubungan dengan aktor yang kau perankan. Tetapi setelah panggung demi panggung kau naiki hingga pentas selesai, sebagaimana sudah aku duga, kau kembali lagi menjalani rutinitas yang kau lakukan selapas subuh di masjid yang tak jauh dari kamar kosmu itu. Kau juga menanyakan pada Madun, tentang apa yang diajarkan selama kau pergi dan kemudian kau menuliskannya di buku khusus untuk berjaga-jaga jika ayahmu bertanya perihal kitab yang kau pelajari. Selesailah kekhawatiran yang dulu kau rasakan itu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun