“Dosakah aku menjauhi dosa?” Tanyaku pada Adam tersebut. Sudah kedua kalinya aku bertanya pada Adam itu. Sungguh pertemuanku bersamanya hanya mengundang dosa dan menambah turus dosa yang sedang ditulis oleh Atib. “Coba bayangkan ketika Allah cemburu padaku, mungkin rahmat-Nya tidak akan menjamah hidupku.” Ujarku padanya. Dua tahun sudah, aku mengenal Adam itu. Dia biasa saja. Namun, ada pesona yang merabunkan imanku yaitu wibawa. Entah mengapa, setiap pertemuan dengan seorang Adam yang pertama kali ku lihat adalah wibawa. Ini pun terjadi pada Adam yang satu ini, aku jatuh cinta dengan wibawanya dan tanpa panjang lebar aku memuja wibawa Adam tersebut. Awalnya, aku tak pernah bisa bercakap dengannya, sungguh di dekatnya tubuhku tersilaukan oleh sesuatu yang membuatku bungkam di depannya.