Timnas U19: Tekad Mempersembahkan Yang Terbaik …
Selingan sejenak … dengan dukungan langsung yang tergolong minim, Tim Nasional Sepakbola Indonesia U23 atau Garuda 23 sukses mengandaskan jagoan Afrila, Timnas Maroko U23 di laga perdana mereka pada Islamic Solidarity Games di Palembang Kamis malam. Cibiran nyinyir segelintir warga negri goib kanal bola tak mampu mengubah takdir kemenangan 1-0 lewat gol tandukan Fandi Eko Utomo menjadi kepecundangan, dimana kalau kalah pastilah akan men-tempiksorak-kan olok-olok oleh para pecinta palsu Timnas. Syukurlah, pada akhirnya setidaknya saat ini nafas bau yang menyembur dari mulut ndower mereka mengangkasa ke langit goib terbang bersama asap dupa …
Nanti sore, adik-adik mereka Garuda 19 bakal melakoni laga sangat penting, semifinal AFF Cup U19 melawan Timnas Timor Leste, yang di luar dugaan berhasil menjadi pemuncak Grup A. Dukungan langsung diberikan oleh puluhan ribu masyarakat pecinta Timnas di Sidoarjo dan sekitarnya serta jutaan pasang mata yang dijamin akan memelototin layar kaca MNCTV kiranya akan menjadi suntikan energy positif untuk memenangkan laga krusial ini. Apalagi, meski masih terkesan setengah hati, tidak sedikit warga negri goib kanal bola sisa-sisa gerombolan pengidols fanatic Halma yang pelan-pelan mulai menunjukkan niat pertobatan mereka karena mereka ini sepertinya mulai sadar nyaris dua tahun telah mengambil jalan yang keliru untuk kembali ke jalan yang benar …
Harapan tinggi para pecinta Timnas untuk menyaksikan Evan Dimas dan rekan-rekan setimnya mengangkat piala kemenangan tentu saja menjadi beban mental tersendiri, meski Timor Leste secara kualitas tim tidaklah sesangar tim “Arsenal Asia “Vietkong-Rambo” Vietnam, Gajah Putih Thailand atau Pasukan Kebanggaan Malaysia. Oleh karena itu yang paling utama disiapkan jelang laga nanti adalah kesiapan mental untuk menanggung beban berat ‘harus menang’ yang memang wajar saja harapan itu digantangkan oleh masyarakat pecinta Timnas yang sekian lama haus dan rindu menantikan gelar juara satu. Dalam hal ini, pelatih Indra Sjafri, yang tetap dipertahankan oleh BTN meski ia adalah pelatih yang juga dipakai jasanya semasa kepengurusan bebas mafia yang baru nyungsep belon lama ini, dan juga para pemain harus sepenuhnya memahami arti keadilan sederhana bagi masyarakat pecinta Timnas: runner up melulu, kapan juaranya? …
Sekali lagi sebagai catatan kecil. dari empat laga yang sudah dimainkan Garuda 19, beberapa kebiasaan tidak efektif masih saja dilakukan oleh tim racikan Indra Sjafri ini: aturan tidak tertulis “harus mendribel bola meski situasi tidak mendukung dan memaksakan diri untuk melewati beberapa pemain lawan” kudu dikurangi kalo toh tidak bisa dihilangkan. “Jarak antar lini dan antar pemain yang terlalu lebar”, ini terlihat banget waktu lawan Vietnam dan Malaysia terutama pada paruh waktu pertama. “Menciptakan gerakan sulit dan rumit” yang membuat capek dirinya sendiri serta juga membuat capek rekan-rekannya sudah waktunya diubah menjadi menciptakan gerakan-gerakan sederhana efektif baik dengan bola maupun tanpa bola. Memang sulit untuk mengubah kebiasaan, tetapi setidaknya kalau ada niat pastilah dapat dikurangi meski tidak bisa hilang sama sekali …
Maka … nanti sore kita pecinta Timnas yang asli pasti bakal disuguhi permainan atraktif dari Garuda Nusantara 19 saat bermain seni sepakbola melawan saudara mudanya dari negri anyar Timor Lorosae. Spirit “one heart-equal-play as a team” dengan tetap respek kepada lawan main dan membuang jauh-jauh sikap jumawa dan menanggap enteng, pastinya Evan Dimas cs yang sudah siap tempur akan mengantar Garuda 19 menang 3-0 sehingga lamunan kita semua untuk menyaksikan final ideal antara Garuda 19 kontra “Vietkong-Rambo” Vietnam akan terwujud. Apa pun dan bagaimana pun hasilnya, yuuuuk kita dukung dengan sepenuh hati Garuda 19 karena mereka sudah dan akan selalu mempersembahkan yang terbaik bagi negri kaya raya penuh susu dan madu ini …
Udah dulu ach … mo bersih-bersih halaman nyang rumputnya udah cukup tinggi di deket rumah tetangge sebelah …
Heu heu heu …