http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/08/23/mengubah-kisruh-menjadi-peluang-tawaran-pemikiran-untuk-jc-dan-pakde-djohar/
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/08/26/roh-organisasi-budayawan-sebuah-tawaran-pemikiran-untuk-pakde-djohar/
Tentang kronologis sampai terjadi kisrih berkepanjangan ini udah terlalu banyak ditulis dan dibahas melalui artikel opini, reportase dan komentar-komentar di kanal ini dari sudut pandang masing-masng tim member, gw lebih tertarik untuk menawarkan pemikiran-pemikiran sederhana saja bwat Pakde Djohar cs...
Beberapa kekeliruan prilaku (bolehlah gw namakan demikian, tentu rekan2 punya cara pandang lain) dari Pakde Djohar yang gak mencerminkan tampilan sebagai Pemimpin dan Bapak bagi para pelaku dan pecinta industri bal-balan nasional, serta belum mau menjadi teladan sebagai orang pertama berada di barisan paling depan dlm proses rekonsiliasi, setidaknya pasca MOU ditandatangani:
1) Tetap melanjutkan safari ke daerah2 melembagakan kepengurusan baru yg memicu konflik baru di daerah2, malah terkesan sedang menggalang kekuatan untuk 'berperang'.
2) Tidak mau berusaha menjalin komunikasi (turba-mendatangi-meloby-mencairkan kebekuan relasi) dengan para petinggi KPSI dan para pemilik/pengurus klub2 ISL.
3) Masih saja bertahan dengan kartu truft-nya: pengurus yang legal, diakui Pemerintah, AFC dan FIFA.
4) Meski cuman sesekali, membalas serangan lawan melalui media...melalui media..
Betapa pun bagusnya konsep menuju impian industri bal-balan nasional yang dipunyai oleh Pakde Djohar cs, dlm tahap rekonsiliasi ini mutlak harus dibenahi lebih dulu: mencairkan kebekuan relasi, membasahi garingnya relasi atau bahkan menghidupkan matinya relasi. Di sinilah kualitas Pakde Djohar sebagai Pemimpin dan Bapak dari para pelaku dan pecinta industri bal-balan nasional sedang diuji.
Momen pertama yang paling tepat bagi Pakde Djohar untuk melakukan beberapa koreksi prilaku tersebut sebenarnya bulan Desember tahun lalu, tapi ada momen kedua yg paling tepat bagi beliau, yakni sekarang ini! Maka tidak ada salahnya Pakde Djohar segera menampilkan sifat asli kerendahan hatinya, kepemimpinannya, kebapakannya dengan semangat pemimpin=pelayan untuk melakukan beberapa koreksi seperti:
1) Menghentikan upaya melembagakan kepengurusan baru ex. care taker yg mulai disahkan, karena ini bukan hanya memperuncing tombak permusuhan, tetapi juga memperluas wilayah konflik dari pusat ke daerah-daerah.
2) Proaktif menjalin kembali komunikasi langsung yg terputus selama ini, dengan cara mendatangi (turun ke bawah), silaturahmi, berdiskusi dan terutama sharing tentang banyak hal. Tujuannya mencairkan kebekuan relasi, membasahi kegaringan relasi dan menghidupkan kematian relasi dengan para petinggi KPSI & para pemilik/pengurus klub ISL.
3) Tidak terus berlindung dalih sebagai yang legal, diakui Pemerintah, AFC dan FIFA..tetapi proaktif mendengarkan, melihat dan memikirkan proses bersatunya kembali para pelaku dan pecinta bal-balan nasional, termasuk membuat terobosan-terobosan kreatif yang mengarah kepada: membangun kualitas kedalaman relasi menuju organisasi PSSI yang satu, solid dan hidup serta liga profesional yang satu dan berkualitas, yang bermuara ke timnas yang handal.
4) Tidak lagi membalas serangan lawan dengan serangan juga, tetapi beralih untuk mencuri hati lawan-lawannya layaknya seorang yang sedang jatuh cinta...
Jika Pakde Djohar mau menampilkan prilaku Pemimpin, Bapak dan Pelayan..maka setidaknya para pecinta bal-balan nasional akan menaruh hormat pada beliau dan para lawan-lawannya tinggal menunggu waktu saja untuk kembali bersatu.
Silakan siapa pun juga tanpa kecuali memberikan ide atau komentar, gak akan ada komentar yang akan tak delete, kecuali oleh admin kompasiana tentunya...heu heu heu..
BRAVO SEPAKBOLA NASIONAL!
Pengin MERDEKA atau dijajah teruuus....! :-)