Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Renungan Bulan Ramadhan dan Idul Fitri

19 Agustus 2012   11:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:32 847 3
"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar"

"Laailaahaillallahu wallaahu  akbar"
"Allahu Akbar, walillahilham . . ."

Bulan Ramadhan telah berlalu. Takbir berkumandang menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri.  Seluruh warga muslim di dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan penuh suka cita, setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa Ramadhan yang merupakan rukun Islam yang ke-4.

Umat muslim tidak hanya menahan lapar dan dahaga, namun juga menahan nafsu, menahan seluruh larangan Allah. Allah menjanjikan pahala yang berlipat-lipat di bulan Ramadhan. Apabila manusia mampu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, maka ia adalah orang yang bertaqwa. Manusia wajib menjadi orang yang bertaqwa, terutama di bulan suci Ramadhan. Namun apakah kita dapat menjadi orang yang bertaqwa di hari-hari selain bulan Ramadhan?

Kita semua dapat melihat sendiri secara jelas perbedaan suasana antara hari-hari di bulan Ramadhan dengan hari-hari di bulan selain bulan Ramadhan. Contohnya adalah seperti ini; di bulan Ramadhan orang-orang berbondong-bondong pergi ke mesjid untuk sholat berjamaah, sembari melakukan sholat Tarawih dan Witir di malam hari. Hingga malam berlanjut untuk melakukan Tadarus Al-Qur'an dan Sholat Tahajud. Dapat dilihat jelas intensitas manusianya untuk masuk mesjid lebih banyak di bulan Ramadhan daripada hari-hari biasa. Namun mengapa hanya di bulan Ramadhan saja yang seperti itu? Mengapa hal-hal tersebut tidak berlanjut ke hari-hari selain bulan Ramadhan?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun