Bukan hanya sekali
Berkali-kali, Tuhan
Aku telah berselingkuh dengan (t)uhan
Sama seperti-Mu, ia juga memberikanku banyak kenikmatan
Kenikmatan yang memabukanku
Kenikmatan yang menelanjangiku
dan membelai halus seluruh tubuhku dengan tangan-tangan lembut itu
Wajahku
Dadaku
Kemaluanku
Pahaku
Kakiku
Bahkan imanku
Aku tak mampu lagi beranjak darinya, Tuhan
***
Tahukah Engkau, Tuhan
Sekarang
Tangan-tangan itu taklah lagi lembut seperti pada saat ketika ia membelaiku tuk pertama kali
sekarang tangan itu tlah berubah kasar
Hitam
Dengan kuku tajam yang perlahan muncul disetiap jemarinya
mencakarku!
melumuriku dengan lumpur yang berbau anyir
Dan meninggalkanku ketika tak adalagi kenikmatan yang tersisa dariku baginya
***
Tahukah Engkau, Tuhan
Kini yang tersisa dariku hanya seonggok tubuh yang nista
Bahkan dirikupun teramat jijik melihat bayanganku disetiap jengkal tanah yang kupijak
***
Tahukah Engkau, Tuhan
Akupun malu tuk menemui-Mu, Tuhan
Bahkan membayangkan diriku menaiki tangga menuju-Mu
Dan mengetuk pintu langit
Sudah membuatku teramat malu
***
Tahukah Engkau, Tuhan
Saat ini aku hanya mampu terduduk diam
diatas pepasiran yang teramat tandus
bersama seekor anjing yang sedang meminum tetes air terakhir yang kumiliki
aku tak ingin ia mati
karena lebih baik akulah yang mati, Tuhan
***
Jakarta, 18 Oktober 2010
Salam...