Ada yang lucu menggelitik dalam babak "Politik BBM" yang semakin menghangatkan atmosfer politik Indonesia. Melalui berbagai perangkat yang bekerja secara sistemstis dan terlihat sangat massif, berbagai upaya dilakukan oleh Jokowi-JK untuk membangun opini bila negara dalam keadaan genting karena BBM tetap disubsidi. Media dan pengamat pro Jokowi-JK atau tepatnya para pengusung liberalisme, terus menekan melalui argumentasi yang tampak ilmiah tapi faktanya menyesatkan sebab tak sejalan dengan sistem ekonomi Pancasila yang mestinya kita anut. Tujuan mereka satu, agar pemerintahan SBY mencabut subsidi dan mengikuti harga pasar internasional.