Sejak 1950 seperti saya pernah tulis sebelumnya pariwisata di Bali sudah menjadi pariwisata nasional. Namun hingga 1950-an akses ke Bali masih mahal terutama dengan pesawat terbang. Hanya orang-orang Indonesia yang berada yang mampu menjadi wisatawan di Bali. Dari tiga laporan perjalanan dari media berbeda yang saya baca era 1950-an hingga 1960-an terungkap dua di antaranya menggunakan kapal laut yang menghabiskan waktu empat hari, namun biayanya lebih murah. Kesan eksostisme masih ada. Mereka terpukau oleh kuatnya masyarakat Bali memegang tradisi dan melestarikan kesenian mereka. Begitu juga kesan yang didapat dari buku dan brosur wisata. Sepanjang 1950-an hingga 1960-an sejumlah tamu negara yang datang ke Indonesia, menjadikan Bali sebagai agendanya. Di antaranya kunjungan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.
KEMBALI KE ARTIKEL