Hari itu, 31 Desember 1941 diPenang,di kantornya MayorFujiwara Iwaichisalah seorang perwira menengah tentara Jepangmenerima tamu tanpa pemberitahuan sebelumnya.Sebetulnya hal yang biasa bagi dirinya. Apalagi tamunya adalah Masubuchi Hasaei, 60 tahun, seorang pengusaha perkebunan yang malang melintang antara Sumatra dan Malaya yang merupakan mitranya. Sebagai perwira bagian intelejen, Fujiwaramembina hubungan baik dengan sesama orang Jepangyang mengenal daerah yang akan diduduki Jepang, kalau bisa dengan penduduk setempat yang mempunyai kebencian terhadap kolonial barat.