Ipik Gandamana akhirnya ditunjuk oleh pemerintah sebagai Gubernur Jawa Barat pada 1 Juli 1957 mengakhiri lowongnya jabatan Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat sehubungan dengan masuknya Sanusi Hardjadinata sebagai Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Juanda pada April 1957. Sementara Dewan Perwailan Rakyat Daerah Peralihan (DRPDP) Jawa Baratbelum menyelesaikan sidangnya mengenai soal ini.Kalangan parlemen Jawa Barat menginginkan memilih sendiri calonnya sekalipun sebetulnya mengerucut kepada dua calon kuat, yaitu Ipik Gandamana dan Oja Sumantri yang didukung partai-partai Islam. Dalam rapat-rapatnya, seorang anggota parlemen bernama Rachman Sainan dipercayakan untuk mengadakan hubungan dengan Ipik melaporkan bahwa Ipik telah mengundurkan diridari pencalonan.Kalangan dewan terutama dair pihak pengusul resolusi yang didukung fraksi-fraksi Masyumi, PSII, Murba dan NU berpendapat dnegan mundurnya Ipik , maka tinggal satu calon dan tidak diperlukan lagi pemungutan suara.