Hari demi hari angin melintas seperti biasa
Aku terjebak di ruangan yang sunyi dan tak berpintu
Langit abu-abu dapat kulihat di balik jendela
Tak ada bisikan yang menyapa telingaku
Tak ada surat yang di atas mejaku
Tinta pena mengering di wadahnya
Karena engkau yang mengirimnya pun telah tiada
Kasihku, kau sungguh harus tahu
Jalan ini tak sanggup aku tanpamu
Di balik jendela tak satupun bintang terlihat
Kunyanyikan lagu menyambut kesendirianku
Sepanjang tahun kalender tampak sama
Pilu datang di hari-hari setelah kau pergi
Teramat berharga dirimu untuk dapat terlupa
Maka kesedihan adalah jalan yang kupilih untuk menjagamu selalu ada di hati