Tetaplah tenang meski terdengar ledakan di kejauhan kota
Sebab telah cidera gendang telingaku di pertempuran ini
Jangan menangis engkau di ujung malam
Biarlah kami saja yang berselimutkan dingin dan kotornya udara
Juga bergandengan dengan ketakutan di setiap waktu ini
Takkan kubagikan ketakutan ini kepadamu
Kujanjikan pulang, meski nanti hanya tubuhku saja yang kau temukan
Jujur aku sangat ketakutan di situasi ini
Takut akan kematian yang sangat dekat denganku
Takut akan tiada lagi yang menjagamu selain aku
Semua ini sungguh membuatku menangis di bangun dan tidurku
Kusampaikan permohonan maaf di setiap suratku
Karena aku tak dapat melihat umur di atas kepalaku
Selagi tubuh ini masih bernyawa dan tangan ini mampu bergerak
Kukabari diriku padamu bersama burung-burung di udara
Bila Suratku Sampai Kepadamu
Dan tiada susulan lagi di minggu depan
Pergilah ke gereja untuk berdoa
Karena aku telah gugur di peperangan ini