Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Pilihan

Kenali dan Cegah Pelecehan Anak

6 Mei 2016   06:55 Diperbarui: 6 Mei 2016   07:24 42 0
Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat AS  (US Department of Health and Human Service) memperkirakan bahwa ada 905.000 anak di AS yang menjadi korban pelecehan atau pengabaian anak pada 2006. Sementara di Indonesia, menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak, sepanjang tahun 2005 ada 736 kasus kekerasan. Dari jumlah tersebut bentuk pelecehan anak yang paling tinggi adalah pelecehan seksual mencapai angka 327 kasus atau 44.43% dari total kasus pelecehan anak, yang menduduki peringkat kedua adalah kekerasan fisik dengan jumlah kasus 233 atau 31.66%, sedangkan 23.91% atau 176 kasus adalah kasus pelecehan emosional.

Pelecehan anak lebih dari sekedar memar atau tulang patah. Sementara pelecehan fisik sebagai salah satu bentuk pelecehan anak mungkin memiliki tanda-tanda yang paling mudah terlihat, jenis pelecehan lainnya, seperti pelecehan emosional atau pengabaian anak-anak, juga meninggalkan luka yang dalam dan lama. Beberapa tanda-tanda pelecehan anak tidak bisa dibedakan satu dengan yang lain. Bagaimanapun, dengan mempelajari jenis pelecehan secara umum, kita dapat membuat perubahan besar dalam kehidupan seorang anak. Semakin dini seorang anak yang dilecehkan mendapat pertolongan, maka semakin besar peluangnya untuk terhindar dan pulih dari pelecehan itu. Pelajari tanda dan gejala pelecehan anak dan bantu mereka ke luar dari masalahnya.

Faktor risiko pengabaian dan pelecehan anak

Pengabaian dan pelecehan anak terjadi di berbagai kalangan keluarga – bahkan di dalam keluarga yang terkesan bahagia, anak-anak masih berisiko tinggi di dalam situasi tertentu. Berikut beberapa risiko yang memperbesar peluang pengabaian dan pelecehan anak yang disarikan dari helpguide.org, kidscape.org. preventchildabuse.org,dan childwelfare.gov

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun