Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Pilihan

(BPJS); Untuk Pasien Kronis Menyusahkan

12 Januari 2014   13:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:54 3739 3
Sebagai penderita Diabetes (gula) saya biasanya melakukan kontrol  satu (1) kali setiap bulan dengan menggunakan ASKES.  Dengan pertimbangan kemudahan dan kenyamanan  maka Rumah Sakit yang saya pilih adalah RS swasta dimana rata-rata saya menambah biaya sekitar Rp 80 ribu telah mendapatkan suntikan insulin 6 buah dan obat-obatan (4 macam) untuk satu (1) bulan.

Awal bulan Januari 2014 saat hendak kontrol (rutin) saya mendapat informasi dari loket pendaftaran bahwa mulai diterapkannya BPJS (1 Januari 2014)  ASKES di Poliklinik rawat jalan dilayani hari Senin sd Saptu jam 08.00 - 13.00,  untuk pelayanan diluar ketentuan tersebut biaya ditanggung sendiri.

Bingung juga saya mendengar informasi ini karena dokter yang biasa menangani prakteknya di sore hari (jam 16.00 - 18.00), praktek di pagi hari di RSU yang tidak bisa dijangkau dengan rujukan Puskesmas (RS Kab/Kota).  Kalau biaya sendiri sudah terbayang anggaran sekitar Rp 1,5 juta/bulan untuk suntikan insulin dan obat-obatan.

Setelah mencari informasi sana-sini maka saya putuskan untuk kontrol pada hari Saptu, tentunya dengan dokter lain (bukan yang telah lama menangani).   Hasil yang didapatkan adalah sbb: untuk biaya Gratis, suntikan insulin mendapat 1 (satu) buah, obat 3 macam (1 macam harus beli sendiri). Dokter yang menangani menjelaskan bahwa obat/suntikan yang diberikan untuk 1 (satu) minggu, jadi minggu depan diminta untuk kembali lagi.

Saat menunggu obat saya berbincang-bincang dengan pasien lain yang menceritakan kerepotannya dimana dia mengantar orangtuanya yang periksa diabetes dan syaraf.  Dulu saat menggunakan ASKES dalam 1 hari dapat langsung periksa di 2 dokter spesialis tersebut. Saat ini peraturannya dalam 1 hari hanya dapat diperiksa oleh 1 (satu) dokter spesialis, jadi dia harus bolak-balik ke RS padahal rumahnya cukup jauh.  Disamping itu dia mendapat informasi mulai bulan depan pasien ASKES untuk periksa ke dokter spesialis syaraf dibatasi hanya 10 orang.

Lain lagi pengalaman teman kantor, saat malam hari dia merasa perutnya sakit (sudah beberapa kali opname) kemudian dibawa ke UGD RSUD, sampai disana didiagnosa dokter menderita radang usus. Teman kami minta untuk opname, tapi dijelaskan dokter UGD bahwa apabila opname biaya ditanggung sepenuhnya oleh pasien (BPJS tidak menanggung). Menurut dokter yang menangani SOP yang ada pasien hanya disuntik dan diberi obat (ditanggung pasien) kemudian pulang, apabila masih sakit kembali lagi untuk disuntik (sampai 10 kali suntik baru boleh opname..??).

Apabila melihat dari pengalaman diatas nampaknya pelaksanaan BPJS khususnya untuk penyakit kronis masih perlu banyak pembenahan karena masih sangat Menyusahkan ( ingat ASKES 20 tahun yang lalu, banyak PNS yang alergi menggunakan karena repot pengurusannya dan kecil penggantinya, saat ini hampir semua PNS menggunakan ASKES untuk berobat karena Mudah pengurusannya dan cukup besar penggantiannya)

Saran rembug untuk perbaikan BPJS: terapkan standard pelayanan ASKES sebagai basic pelayanan kesehatan BPJS.

Salam Sehat

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun