Selama beberapa hari lalu, di daerah Kasumigaseki, Tokyo, atau tempat berpusatnya pemerintahan Jepang, para petani Jepang menggelar aksi protes. Sekitar lebih dari 400 orang petani, yang didukung oleh 100 politisi dan anggota parlemen Jepang turun ke jalan, menentang diterapkannya apa yang dinamakan perdagangan bebas Trans Pacific Partnership (TPP).
Apa itu TPP? Ini adalah perjanjian perdagangan bebas antara 9 negara di wilayah Asia Pasifik, yang bertujuan membebaskan tarif dan meliberalisasi pasar di antara negara-negara anggotanya.Adapun negara-negara yang rencananya menyepakati TPP adalah Brunei, Chile, New Zealand, Singapura, dan kemudian diikuti oleh Australia, Malaysia, Peru, Amerika Serikat, dan Vietnam. Bulan November 2010 lalu, kesembilan negara ini menyepakati proposal yang diajukan oleh Presiden Barrack Obama untuk menargetkan kesepakatan TPP dapat ditandatangani pada pertemuan APEC November 2011.
Jepang kini berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, Jepang ingin ikut serta dalam perjanjian TPP tersebut. Dengan ikut serta di TPP, Jepang akan memiliki kesempatan besar memperluas pasar bagi produk-produk ekspor dan hi-technya. Namun di sisi lain, Jepang sebenarnya bukan sebuah negara terbuka. Mereka sangat protektif dan tertutup, khususnya untuk sektor pertanian dan peternakannya.
Namun PM Jepang, Noda, telah memberikan pernyataan untuk mempercepat proses Jepang ikut serta dalam TPP. Noda mengatakan bahwa Jepang perlu memutuskan sikap sebelum dilaksanakannya pertemuan puncak APEC pada pertengahan November 2011.