Pacaran juga udah kayak hape, banyak tipenya. Mulai dari yang kalem-kalem aja, sampe yang paling agresif (ya paham sendiri lah). Nah karena masalah itu tak sedikit kalangan yang menyatakan sikap terhadap pacaran ini. Mulai dari yang biasa-biasa aja, sampe yang mengharamkan secara mutlak. Trus gimana dunk kita harus bersikap?....
hmmmm. ngapain bingung sich kan kita punya Al-Qur’an yang jadi penunjuk jalan bagi kita. Kita juga punya Rasul yang harus kita teladani.
Kalo kita ditanya masalah ini gimana yach?.. ribet juga sich. Masalahnya dalam islam gak pernah ditemukan istilah pacaran. Ampe botak sariawan juga gak bakalan nemu dech kata “pacaran” di Al-Qur’an dan sunnah.hehe. Lalu apakah semua hal yang baru harus ditolak? Ya enggak lach. Zaman dulu juga gak ada komputer, tapi bukan berarti kita harus mengatakan komputer itu haram hanya karena Rasul gak pernah make komputer. Ya kan ?.
Lantas gimana dunk? Islam adalah agama yang syamil (sempurna), kamil (lengkap), dan mutakamil (saling melengkapi). Jadi islam pasti mengatur semua sendi dalam kehidupan kita. Aturan yang dibuat oleh Allah Yang maha sempurna supaya kita bisa hidup dengan benar. Tapi kan istilah pacaran gak ada dalam islam, lalu gimana?. Kita gak perlu memperdebatkan istilah pacaran itu karena setiap orang pasti punya tafsirnya masing-masing. Yang perlu kita perhatikan adalah kedudukan dan aktivitas yang dilakukan dalam pacaran. Maksudnya? Chek this out.hehe
Kita lihat dulu nich pacaran diletakkan dalam konteks apa.
1. kalo pacaran dianggap ibadah dan syari’at dalam islam, maka hukumnya jelas Haram. Karena itu berarti bid’ah (menambah-nambah syari’at) yang sangat dilarang dalam islam
2. kalo pacaran dianggap sebagai cara mengenal orang yang ingin kita nikahi. Saya gak yakin tuch kalo orang pacaran buat saling mengenal karena ketika pacaran pasti yang ditampilkan yang baik-baik aja alias pake topeng, lagian emang yakin udah mau nikah setelah pacaran? Kebanyakan yang terjadi justru pacarannya 5 tahun nikahnya 5 hari. Ckckck. Lagipula Rasulullah telah mencontohkan tata cara nikah (sebelum, ketika, dan setelahnya). Trus ngapain ngikutin cara lain? Btw baca dech surat al-Ahzab(33) ayat 36
Lalu kita lihat aktivitasnya.
1. kalo pacaran dilakukan dengan melanggar adab pergaulan dalam islam maka jelas hukumnya terlarang. Adab apa sich?.. misalnya: tidak menyentuh yang bukan mahromnya, tidak berzina, tidak berkhalwat(berdua-duaan),dll. Kata Rasul “jika ada diantara kamu yang ubun-ubunnya ditusuk dengan besi yang panas maka itu lebih baik daripada menyentuh yang belum halal baginya.”. nah lo!......
2. kalo pacaran dilakukan dengan acara “nembak” berarti itu ijab Kabul yang batil&tertolak.
Terus gimana dunk?
Jadiii……pacaran itu BOLEH selama tidak bertentangan dengan hal-hal diatas.
Mana mungkin bisa?
Kalo nggak mungkin bisa maka nggak mungkin juga pacaran bisa dibolehkan. Gitu aja kok repot?. Ya kan ?
Terus kalo nggak pacaran, gimana cara mengenal calon istri kita?
Semua sudah ada contohnya dari Rasul tinggal kita mau belajar apa enggak.
Friends, tau gak katanya sich pacaran itu PAkai CAra nasRANi. Kata rasul “man tasyabbaha bi qoumin fahuwa min hum” artinya “siapa yang mengikuti suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut”. Nah lo…
Rasul membimbing kita tentang hal ini. Jika sudah siap (siap mental, siap ilmu, siap harta,dll), maka menikahlah. Jika belum siap maka berpuasalah.
Kalo pernikahan diawali dengan cara yang gak baik wah bisa repot dech urusannya.
So buat kita yang masih belum siap nikah, apalagi belum cukup umur hehehe, mendingan kita isi waktu kita dengan hal-hal yang bermanfaat kayak ngaji, belajar, dll. Eh ada yang lupa, ikut rohis juga asik lho!!!
cinta itu indah
maka ia akan memperindah siapapun yang mencinta
cinta itu kekuatan
maka ia akan menguatkan siapapun yang mencinta
cinta itu kesetiaan
maka serahkanlah kesetiaan tertinggimu hanya kepadaNYA
wallahu a’lam by: Junaedi Putra
oya, jika berkenan silakan membaca tulisan saya yang lain di situs pribadi saya. mohon kritik dan saran
http://www.junaediputra.com/2013/06/siapa-bilang-pacaran-gak-boleh.html