"Jika desa adalah ibu bumi, sebagai tempat kembali dan berbagi, maka inklusi adalah salah satu jalan untuk kembali, setapak jalan untuk menempuh perjalanan kembali kepada ibu bumi, dari belasan jalur yang digagas dan diperbincangkan dalam Kongres Kebudayaan Desa tempo hari. Masihkah kita akan percaya dengan petitah- petitih yang mendendangkan lagu pembangunan tanpa keadilan, pertumbuhan tanpa pemerataan, pemanfaatan alam tanpa penghormatan, logika tanpa kebijaksanaan, pendidikan tanpa pembelajaran, agama tanpa kemanusiaan, kebudayaan tanpa nilai? Lihatlah mereka terseok-seok, tergopoh-gopoh, menunggu kapan waktu akan tumbang. Desa, keluarga, petani gurem, buruh dan kuli bangunan, perempuan, anak haram, lansia, waria, difabel, penghayat kepercayaan adalah orang pinggiran". Demikian kutipan naskah puisi mencari jalan pulang catatan orang pinggiran karya Wahyudi Anggoro Hadi dalam gelar budaya festival inklusif seratus persen.
KEMBALI KE ARTIKEL