Terlepas dari yang pro dan kontra dengan argumen masing-masing, saya jadi teringat ketika orang tua saya menggunakan LPG pertama kali sekitar tahun 2002 lalu, jauh sebelum ada porgram konversi gas pada tahun 2007. Ini tentu sesuatu yang mewah bagi kami, bukan karena orang tua saya masuk golongan menengah atas, atau golongan yang berpendidikan tinggi, atau juga masuk golongan masyarakat yang tinggal di kota sehingga kami menggunakan LPG. Kalau disesuaikan dengan Survey Nielsen tentang Demografi dan Gaya Hidup Pengguna Elpiji 12 Kg, bisa dikatakan bahwa orang tua kami adalah bagian masyarakat middle 2 dan bagian dari 11 persen masyarakat pengguna LPG yang berpendidikan SD. Kami sekeluarga kala itu juga tinggal jauh dari kota, sekitar 30 km tenggara Kota Jombang atau sekitar 80 km barat daya Kota Surabaya.