Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ir. H. Ace Dj. Latama: Pengusaha Ayam Probiotik dari Ciketing, Mustika Jaya - Kota Bekasi

20 November 2013   17:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:53 6774 3

Oleh :  J. Haryadi

Bosan bekerja sebagai tenaga ahli di beberapa konsultan perusahaan TeknoIogi Informasi (TI) membuat Ir. H.Ace Dj. Latama, pria kelahiran Luwuk, Kabupaten Luwuk, Sulawesi Tengah ini akhirnya memilih keluar kerja dan banting stir menjadi seorang pengusaha ternak ayam potong (ayam pedaging). Kini pria penggemar kopi ini bisa bebas mengatur waktunya sendiri, tidak seperti ketika dulu masih bekerja yang selalu disibukkan dengan berbagai pekerjaan rutin di kantor yang cukup banyak menyita waktunya.

Saat penulis temui di peternakan ayam potongnya di daerah Ciketing, kota bekasi, suami dari dr. Helma D.U ini tengah duduk santai sambil menikmati secangkir kopi luwak kesukaannya.  Beberapa anak buahnya tampak sedang sibuk bekerja membersihkan kandang ayam sedangkan pekerja lainnya sedang memberikan bahan pakan untuk ayam peliharaannya.

Penulis sangat mengenal pria lulusan Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung ini dengan baik. Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Uninus ini dari dulu dikenal sebagai pria yang serius dalam melakukan pekerjaan apapun. Oleh sebab itu tidak heran ketika dulu masih berstatus sebagai mahasiswa, dirinya sudah dipercaya menjadi asisten di laboratorium komputer kampusnya. Selain itu, sambil kuliah, dirinya juga aktif mengajar sebagai instruktur komputer di beberapa lembaga kursus di kota Bandung.

Meskipun lahir dari keluarga petani kelapa yang sukses di kampungnya, namun Haji Ace (panggilan akrab beliau) dikenal sebagai pribadi yang baik, pekerja keras dan tidak manja. Hal ini tentu tidak terlepas dari bimbingan ayahnya, H. Djawad Latama (almarhum) yang dikenal tegas dalam membina pendidikan anak-anaknya. Oleh sebab itu tidak heran kalau semua saudara kandungnya bergelar sarjana. Mereka kini semua sudah berkeluarga, hidup mapan dan sukses dibidangnya masing-masing.

Kakak tertua Haji Ace, yaitu Ir.Irham Latama, adalah seorang mantan anggota DPRD Kabupaten Luwuk yang kini berprofesi sebagai petani coklat dan peternak ayam potong di kampungnya. Kakaknya yang kedua, Dr. Ir. Gunarto Latama, dikenal sebagai dosen pasca sarjana dan peneliti senior di Universitas Hasanudin (UNHAS) Ujung Pandang. Sedangkan kakaknya yang ketiga, Dra. Irawati Latama, kini bekerja sebagai akuntan di Jubilee School, sebuah sekolah internasional di Jakarta.

Jauh sebelum menekuni bisnis ayam potong, Haji Ace sudah malang melintang bekerja di berbagai Konsultan TI, baik sebagai Trainer maupun sebagai Sistem Analis dan Senior Programmer. Spesialisasi keahliannya adalah membuat software berbasis Oracle. Beberapa proyek berskala nasional pernah ditanganinya, diantaranya adalah pembuatan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK). Terakhir beliau bekerja sebagai Manajer TI di PT. Solusindo Mitra Sejati (SMS) Jakarta.

Menurut Ayah dari Zahra Nabila Latama, mahasiswi fakultas kedokteran UNISBA Bandung dan Fauzan Rahman Latama yang kini masih bersekolah di SMP Al-Ma’soem ini, menjalankan bisnis sendiri lebih menyenangkan dibandingkan menjadi seorang pekerja. Bedanya, kalau dulu dirinya setiap awal bulan selalu menerima gaji dari hasil kerjanya, sekarang justru dia yang mengeluarkan gaji untuk karyawannya.

Memang, menjadi seorang pengusaha itu banyak tantangan dan suka dukanya. Jika dulu ketika masih bekerja, setiap awal bulan ada kepastian mendapat penghasilan dari kantornya. Sementara sekarang, penghasilannya tidak menentu, tergantung dari hasil penjualan ayam potongnya. Jika harga pakan stabil dan harga jual tinggi, terutama menjelang hari libur semacam Natal dan Tahun Baru, Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha, biasanya keuntungan meningkat.

Sebaliknya jika harga pakan naik,  maka akan berdampak juga terhadap penurunan penghasilan. Dilematisnya, jika ayam dijual dengan harga tinggi, konsumen lari. Terpaksa harga dinaikkan sedikit, tetapi akibatnya keuntungan sedikit, bahkan kadang-kadang rugi. Tetapi menurut Haji Ace, semua itu adalah resiko terjun ke dunia bisnis. Untung atau rugi merupakan hal yang biasa. Oleh karena itu beliau sudah terbiasa dengan kondisi semacam itu dan menikmatinya sebagai sebuah proses dalam berbisnis.

Ketika penulis menanyakan alasan mengapa Haji Ace memilih ayam potong sebagai usahanya. Pria yang bertubuh subur ini beralasan karena menurutnya kebutuhan masyarakat terhadap daging ayam dari waktu ke waktu kian meningkat. Lagi pula, hampir setiap orang menyukai daging ayam, tidak seperti daging sapi atau kambing yang tidak semua orang menyukainya.

Bertambahnya jumlah penduduk dan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat juga memicu meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan daging ayam. Selain itu, banyak olahan jenis makanan yang bisa dibuat dari daging ayam, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk dijadikan ladang usaha. Misalnya bisa dibuat masakan seperti : ayam bakar, ayam goreng, ayam tepung (fried chicken), ayam serundeng, opor ayam, ayam kecap, ayam cuil, mie ayam, bubur ayam dan lain-lain. Sudah dipastikan menjalankan bisnis ayam potong mempunyai prosfek yang baik dan sangat menguntungkan, ujarnya.

Haji Ace memilih lokasi usahanya di daerah Ciketing,  kota Bekasi, juga bukan tanpa alasan. Disamping lokasinya tidak jauh dari pasar tradisional, juga dekat dengan jalan tol. Dari sisi kemudahan transportasi juga menjadi pertimbangannya dalam membuka usaha dikawasan ini. Hasil produksi ternak ayamnya bisa dijual di lokasi terdekat yaitu pasar Bekasi, bahkan bisa keluar Bekasi seperti Cikarang, Purwakarta, Karawang maupun Jakarta.

Mulai Menjalankan Bisnis Ayam Potong

Setelah merasa yakin, Haji Ace lalu memutuskan untuk memulai usahanya yaitu dengan menyewa sebuah kandang ayam kosong berkapasitas 3.000 ekor di daerah Ciketing, kota Bekasi. Saat itu dia dibantu dengan 2 orang pekerja dan mulai menanam bibit sebanyak 2.000 ekor ayam. Kini produksi ayam potongnya sudah mencapai 4.000 ekor perbulan dan sedang akan ditingkatkan menjadi 10.000 ekor perbulan.

Mendatangkan Tenaga Ahli dari Kampung Halaman

Pengalaman pahit dalam berbisnis ayam potong pernah dialami Haji Ace. Beberapa kali panen ayam dan hasilnya tidak begitu menggembirakan, diantaranya akibat harga jual yang anjlok atau faktor penyakit yang membuat ayamnya banyak mati.  Tentu hal ini membuat dirinya mengalami kerugian yang cukup besar. Belum lagi permainan para tengkulak yang sangat menentukan harga pasar, sehingga membuatnya lemas dan kecewa. Betapa tidak, harga jual ke para tengkulak tetap saja rendah meskipun harga pasar sedang tinggi. Selisih harga jual ke tengkulak dan pasar cukup tinggi, berkisar antara 50-80% membuatnya terus memutar otak agar bisnisnya bisa terus bertahan.

Alumni SMA Al Falah Bandung ini melihat tenaga kerja yang selama ini membantunya bekerja di kandang masih belum optimal dalam melakukan pekerjaannya. Beliau teringat ada salah seorang keluarga dekatnya di Luwuk, Sulawesi Tengah, yang bekerja sebagai tenaga ahli ternak ayam potong di kampungnya. Konon saudaranya ini pernah menangani peternakan ayam dengan produksi lebih dari 10.000 ekor perbulan. Beliau bermaksud mengajak tenaga ahli tersebut untuk bergabung dengannya dalam mengelola bisnis ternak ayam potongnya.

Usaha yang dilakukan Haji Ace dalam membujuk saudaranya berhasil. Lalu saudaranya itu diterbangkan dari Sulawesi ke Jakarta dan terus ke Bekasi. Semua biaya perjalanan sepenuhnya ditanggung olehnya. Ternyata, apa yang dilakukan beliau sangat tepat. Orang ini benar-benar berpengalaman dalam menangani ternak ayam potong. Mulai dari cara mencuci kandang yang begitu bersih, sampai cara memberi makan dan obat-obatan pada ayam yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Berkat tangan dinginnya, kualitas ayam menjadi lebih baik, tingkat kematian ayam menurun dan pertumbuhan ayam jauh lebih pesat dari sebelumnya.

Sejak kedatangan tenaga ahli tersebut aturan kandang diperketat. Tidak sembarang orang bisa masuk ke kandang kecuali menggunakan pakaian khusus. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi masuknya virus melalui pakaian orang yang masuk ke dalam kandang. Begitu pula sebelum ayam dipelihara, kandang terlebih dahulu dibersihkan dengan cara disemprot dengan air bersih dan diberi obat anti virus. Setelah itu kandang dibiarkan kosong selama satu minggu agar benar-benar steril dan bebas dari virus.

Pemberian minuman ayam tidak boleh telat hanya karena petugas malas mengontrol tong penampung air. Jika minuman telat, bisa mengganggu pertumbuhan ayam. Begitu juga pemberian makan ayam tidak boleh terlalu banyak, melainkan sesuai dengan porsinya. Sesekali petugas wajib mengontrol kondisi ayam di kandang apakah mereka sedang bergerombol. Bila ayam bergerombol, sebaiknya jangan dibiarkan, melainkan disuruh berpencar dengan cara mengetuk-ngetuk kandang dengan pemukul sehingga ayam berpencar. Tujuannya adalah agar ayam tidak malas dan gesit sehingga tetap sehat. Jika terlihat ada ayam yang sakit segera diambil dan dipisahkan agar penyakitnya tidak menular ke ayam yang lain.

Melalui sistem pemeliharaan yang baik, dan pakan yang berkualitas menyebabkan pertumbuhan ayam hasil ternak Haji Ace memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ayam potong sejenis. Diantaranya usia panen ayam lebih cepat, bentuk ayam yang lebih segar dan rasa dagingnya yang lebih gurih. Disamping itu daya tahannya juga lebih lama jika disimpan dalam lemari es atau freezer.

Kualitas ayam ini secara fisik bisa dikenali misalnya dari bentuk bulunya yang sedikit, warna kulitnya yang lebih merah dan gerakannya yang lincah serta tingkat kematian akibat stresh yang rendah. Oleh sebab itu tidak heran jika ayam produksi Haji Ace selama ini sangat digemari dan menjadi rebutan para tengkulak.

Beralih ke Sistem Probiotik

Sukses beternak ayam potong dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan peternak ayam sejenis lainnya tidak membuat Haji Ace merasa puas. Pria kreatif dan enerjik yang hobi membaca ini terus melakukan berbagai inovasi dan terobosan baru. Dari hasil penelusurannya, ternyata masih ada cara lain yang bisa membuat kualitas produksi ayamnya menjadi lebih baik yaitu dengan mengubah pola pemeliharaan ayam dengan menggunakan sistem Probiotik.

Haji Ace menjelaskan bahwa berternak ayam dengan memakai sistem probiotik lebih efisien dan menguntungkan dibandingkan dengan cara biasa yang menggunakan obat dari bahan kimia. Sebagai ilustrasi, 1 kg pakan ternak, dengan cara biasa (memakai obat kimia) akan menghasilkan sekitar 4-5 ons daging, sedangkan dengan sistem probiotik (tanpa obat kimia) bisa menghasilkan daging sekitar 7,5-8,3 ons daging atau daya serapnya sekitar 75-83%.

Berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatannya selama menggunakan sistem probiotik, kotoran yang dihasilkan menjadi berkurang. Jika masih menggunakan cara lama (memakai obat kimia), untuk memproduksi 4.000 ekor ayam yang siap panen (usia 23 hari) menghasilkan kotoran sebanyak 120 karung, sedangkan ketika menggunakan sistem probiotik Cuma menghasilkan kotoran ayam sebanyak 80 karung. Artinya terjadi penyusutan kotoran sebanyak 40 karung atau 13%. Dampaknya, ternyata terjadi pengiritan bahan pakan dan mengurangi biaya pengeluaran.

Bagi seorang peternak, biaya terbesar dalam memelihara ayam adalah terletak di bahan pakan yaitu sebesar 70%. Menurut Haji Ace, dengan cara biasa (menggunakan bahan obat kimia), jika peternak ingin menghasilkan 1 ton daging, idealnya dibutuhkan sebanyak 1,6 – 1,7 ton bahan pakan. Sedangkan jika menggunakan sistem probiotik cuma dibutuhkan 1,2 ton bahan pakan. Artinya, untuk produksi yang sama terjadi pengiritan sebanyak 0,4-0,5 ton.

Beberapa pertimbangan lain yang membuat Pengusaha ayam potong asal Bunta ini tertarik menerapkan sistem probiotik dalam peternakan ayam potongnya adalah :

  • Pemeliharaan ayam tidak menggunakan bahan kimia melainkan dengan bantuan microba.
  • Mampu menekan angka kematian ayam menurun bahkan bisa ditekan sampai 0%.
  • Kualitas daging lebih baik, bahkan tekstur dagingnya cenderung mirip ayam kampung, dengan ciri-ciri fisik : daging lebih padat dan berserat.
  • Kandungan lemak rendah (low colesterol).
  • Jika disimpan dalam freezer dalam waktu lama dagingnya tidak menyusut dan rasanya tidak berubah.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun