Resnsi Novel : Desperadoes Campus
Oleh : J. Haryadi
Judul Buku ------> : Desperadoes Campus
Penulis -----------> : Ahmadi Sofyan
Kategori ---------> : Novel (Non Fiksi)
Ukuran Buku ----> : 12 X 19 Cm
Jml halaman ----> : 208 halaman
Cover ------------> : Soft Cover
Penerbit ---------> : Aynat Publishing – Yogyakarta
ISBN -------------> : 978-979-18842-2-8
Tahun Terbit ----> : 2008
Harga -------------> : Rp.45.000,-
Potret kampus yang seharusnya merupakan tempat kaum intelektual dan calon intelektual muda untuk mengasah pikiran dan prilakunya ke arah yang positif, ternyata bisa rusak oleh ulah segelintir oknum dosen dan mahasiswa yang berprilaku amoral. Mereka rela menggadaikan status sosialnya yang begitu mulia dan dihormati masyarakat dengan transaksi seksual yang menghancurkan norma-norma kehidupan. Setidaknya citra ini begitu kental melekat dalam benak kita setelah membaca novel kontroversi berjudul “Desperadoes Campus” karya Ahmadi Sofyan ini.
Novel ini mengungkapkan secara fulgar kisah seorang mahasiswi dari keluarga baik-baik bernama Saraswati yang menjadi korban kebiadaban setan-setan kampus yang berkedok malaikat. Disisi lain, banyak juga wanita muda dari desa yang sengaja mencoba peruntungannya ke kota, tanpa memiliki pendidikan dan keahlian yang cukup dan hanya mengandalkan kemolekan tubuhnya. Bekerja sebagai pelayan cafe, pemandu lagu karaoke, tempat diskotik atau menjadi SPG (Sales promotion Girl) merupakan jalan pintas termudah bagi mereka untuk mencari uang. Akhirnya terjebak dengan seks bebas dan kehidupan malam yang menggiurkan.
Saraswati atau biasa disebut Saras adalah sosok mahasiswi cantik yang kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Malang. Gadis yang berasal dari sebuah kampung ini awalnya memang ingin menuntut ilmu sampai memperoleh gelar sarjana. Dia ingin sekali mengubah masa depan dirinya yang berasal dari keluarga sederhana. Namun kepolosan dan kebaikannya sering disalahartikan oleh orang-orang yang ada disekitarnya, terutama teman pria dan para dosen dikampusnya yang terpesona dengan kecantikan wajah dan kemolekan tubuhnya.
Beberapa teman wanita Sarah sering merayu dirinya agar memanfaatkan kecantikannya untuk mencari pekerjaan sampingan di tempat hiburan malam, tetapi dia dengan halus menolaknya. Namun kalau hanya sekedar melepas kepenatan, sesekali dia mau diajak ke tempat hiburan malam ketika acara “ladies night”. Meskipun begitu, dia selalu menolak jika ada yang menawarinya mengkonsumsi minuman keras, apalagi narkoba dan sejenisnya.
Sangat wajar jika wanita secantik Saras mempunyai pacar ganteng seperti Doni. Sayangnya, hubungan mereka terbilang dingin dan membosankan. Tak jarang mereka terlibat pertengkaran kecil akibat kecemburuan Doni terhadap Saras yang sering digoda banyak pria. Dari sekian banyak mahasiswa dan dosen yang tertarik padanya, hanya Pak Romli Arief yang berhasil mendekatinya.
Sebenarnya, dari sisi penampilan, baik dilihat dari wajah maupun postur tubuh, pria ini tergolong biasa-biasa saja dan jauh dari ganteng. Namun dosen yang satu ini dikenal ramah, periang dan menyenangkan. Romli juga dikenal sebagai dosen yang berpengetahuan luas, bijaksana dan termasuk ahli agama. Mungkin hal ini yang bisa membuat Saras bisa dekat dengannya. Disisi lain, dosen ini juga dikenal sebagai penganut poligami, konon istrinya lebih dari satu. Ada selentingan kalau pak Romli termasuk dosen yang flamboyan, jago merayu dan doyan dengan mahasiswi cantik seperti Saras.
Saras menganggap Romli bagaikan orangtuanya sendiri. Apalagi dosen tua ini sering menasehatinya dengan petuah agama bak seorang kyai ternama. Tak jarang mereka sering jalan bersama hanya sekedar makan diluar atau hanya mengantarkan Sarah ke rumah kosnya yang tidak jauh dari kampus. Kedekatan inilah yang membuat Doni cemburu buta, sehingga mereka bertengkar hebat dan berakhir dengan putus hubungan.
Tokoh lain dalam novel setebal 208 halaman ini adalah Pak Samsuri dan Pak Zainul Hafiz. Kedua dosen ini juga sama-sama tertarik dengan Saras, tetapi sayangnya kedua dosen tersebut nasibnya tidak seberuntung Romli. Ada juga Rita, teman kuliah Saras yang sering menasehatinya agar berhati-hati terhadap pak Romli, namun Saras mengabaikannya karena selama ini Pak Romli dinilainya sebagai pria yang baik.
Kepolosan dan kebaikan Saras selama ini dimanfaatkan dengan baik oleh pak Romli. Bagai musang berbulu ayam, buaya darat itu berhasil memangsa buruannya dan memperlihatkan sifat aslinya. Pada suatu kesempatan, ketika acara On the job training (OJT) ke Lombok, pak Romli berhasil memperdaya Saras dan berhasil merengguh kegadisannya. Sesuatu hal yang sama sekali diluar perkiraan Saras. Kejadian yang membuatnya terpukul berat dan menjadi awal dari catatan kelam kehidupan Saras selanjutnya.
Sebagai penulis muda berbakat, Ahmadi sangat pandai mengemas cerita dibuku ini dengan baik. Dialog-dialog yang terdapat didalamnya begitu hidup dan mengesankan, terutama dialog hubungan antara dirinya dengan Romli. Beberapa adegan syur antara Pak Romli dan Saras terekam dengan baik. Kalau Ahmadi tidak berhati-hati, novel ini bisa terjebak menjadi novel porno dan picisan. Namun demikian, pembaca buku ini terutama kaum wanita bisa mengambil hikmah dari kisah yang ada didalamnya. Kaum wanita bisa belajar mengetahui bagaimana prilaku seorang pria munafik seperti Pak Romli yang sukses memperdaya banyak wanita muda seperti Saras.
Bagaimana kisah Saras selanjutnya ? Apakah dia putus kuliah setelah keperawanannya dirampas pak Romli ? Apakah Pak Romli menepati janjinya untuk menikahi Saras ? Bagaimana pula perjuangan Pak Zainul Hafiz yang juga mencintai Saras untuk merebutnya dari genggaman Romli ?
Anda bisa mengetahui kisah selengkapnya dengan membeli buku ini secara langsung dari penulisnya. Jika tertarik, silahkan hubungi penulisnya melalui email ahmadisofyan@yahoo.com atau ahmad_i@placa.com.
Selamat membaca, semoga bermanfaat …!