Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Pilihan

Jalan-jalan Sambil Mengintip Peternakan Sapi di Cipayung – Bogor

3 Februari 2014   08:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13 3959 0

Oleh : J. Haryadi

Mempunyai banyak teman bisa mendatangkan banyak rezeki. Buktinya, ketika saya bersilaturahmi ke salah seorang teman yang sukses di Jakarta, Saya mendapat oleh-oleh menarik, yaitu diajak jalan-jalan dan menginap di salah satu vila di daerah Cisarua, Bogor. Tentu saja semua biaya ditanggung oleh teman saya tersebut. Saya tidak perlu merogoh kocek tebal untuk bisa menikmatinya. Hemm ... memang rezeki tidak akan lari kemana-mana kalau sudah menjadi rezeki kita.

Perjalanan kami dari Jalan Joe, di Jakarta Selatan, menuju ke lokasi vila tempat kami menginap di Cisarua, Bogor ditempuh dalam waktu sekitar satu jam. Lokasinya ternyata tidak begitu jauh dari jalan raya Cisarua menuju Puncak. Patokannya adalah sebuah Pom bensin pertama setelah keluar Tol Jagorawi menuju puncak. Tepat sebelah kanannya terdapat jalan masuk menuju ke arah perbukitan. Ketika menelusuri jalan kecil tersebut, terdapat banyak sekali berdiri vila mewah milik orang-orang kaya disana.

Kami menuju ke sebuah sebuah vila milik Direktur Jubilee School, sebuah sekolah internasional yang cukup ternama di Jakarta. Di lahan seluar 4 hektar tersebut terdapat vila utama tempat kami menginap. Vila ini tidak disewakan kepada orang lain dan biasanya khusus ditempati oleh pemiliknyaketika sedang berlibur disini.

Mengintip Peternakan Sapi

Dasar seorang penulis, gatal rasanya kalau tidak mencari inspirasi untuk menulis. Usai mengelilingi kompleks vila yang begitu luas, Saya dan teman mencoba berjalan keluar kompleks vila sambil berolahraga dan menikmati udara segar.

Kami menelusuri jalan sempit beraspal sambil mengobrol sedikit urusan bisnis. Di sisi kiri dan kanan jalan terdapat banyak bangunan vila milik para pengusaha dan pejabat. Lalu kami berhenti sejenak sembari duduk beristirahat di warung kecil milik penduduk setempat.

Beberapa orang tampak sedang menikmati secangkir kopi hangat dan menyantap makanan ringan. Kami pun tak mau ketinggalan untuk ikut minum dan mencicipi pisang goreng hangat. Rekan saya yang doyan rokok tidak tahan untuk mengisap rokok kesayangannya, sementara saya sendiri asik meneguk secangkir teh hangat kesukaan saya.

Menurut salah seorang yang sama-sama tengah sarapan di warung kecil itu, dirinya dan tim dari sebuah PH (Production House) sedang mengadakan shooting sebuah sinetron berjudul “Cinta di kandang Sapi”. Kebetulan lokasinya tidak jauh dari tempat kami ngobrol. Saya pun jadi punya ide untuk mewawancarai artis pemain sinetron tersebut.

Usai sarapan, kami kembali bergerak berjalan kaki menuju lokasi shooting sinetron. Tak lama terlihat beberapa kru film yang tengah sibuk mempersiapkan kegiatan mereka. Saya sempat bertanya dengan salah satu kru mengenai kegiatan mereka dan minta izin meliput. Mereka mempersilahkan saya untuk meliput sambil menjelaskan kalau shooting belum dimulai, karena sedang menunggu pemeran utama yang belum datang.

Tidak jauh dari lokasi shooting terlihat sebuah peternakan sapi. Iseng-iseng saya mengajak teman untuk melihat sapi-sapi tersebut.  Dari jauh tampak puluhan ekor sapi gemuk berwarna coklat berada di kandang luar. Pada bagian dalam terlihat juga puluhan sapi dalam kandang tertutup. Ternyata sapi yang ada di luar (kandang terbuka) adalah jenis sapi pedaging (sapi potong) dan biasanya berjenis kelamin jantan, sedangkan sapi yang berada di dalam kandang tertutup adalah sapi perah berjenis kelamin betina yang diambil susunya untuk dijual.

Menurut Fahrizal (42), peternakan sapi ini milik Habib Ali. Dirinya sudah cukup lama bekerja disana. Di peternakan tersebut terdapat sapi potong berjumlah 35 ekor, sedangkan sapi perah berjumlah sekitar 37 ekor. Beberapa sapi perah ada yang sedang hamil, bahkan seekor diantaranya sudah melahirkan. Anak sapi yang baru dilahirkan disimpan di tempat khusus dan dipisahkan dengan sapi lainnya.

Setelah ditampung, susu tersebut akan diolah kembali sehingga menjadi susu murni yang siap saji. Dari kandang susu tersebut lalu susu dikirim ke KUD “Giri Tani” untuk selanjutnya di jual ke publik. Jika ada pembeli yang berminat membeli susu murni siap saji, mereka menjualnya dengan harga Rp.5.000 perliter.

Demi menjaga kualitas, sapi yang sakit tidak diperkenankan diperah susunya. Mereka akan memanggil dokter hewan untuk memeriksa kesehatannya. Jika sapi benar-benar sudah pulih kesehatannya, baru boleh di perah kembali. Sapi tidak akan diperah susunya jika volume air susunya sudah menurun. Itu tandanya sapi tersebut harus segera diganti dengan sapi baru yang masih mudah, sedangkan sapi yang sudah tidak produktif biasanya dijual untuk dijadikan sapi potong.

Bagi anda yang berminat membeli susu sapi murni atau ingin belajar bagaimana proses produksi susu murni tersebut, silahkan menghubungi salah satu karyawan Peternakan Sapi Cibogo “Panatrako” yang terletak di Cipayung – Bogor :

1.Fahrizal

2.Darma

Semoga bermanfaat.

***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun