Energi positif bisa diberikan oleh seorang atasan kepada bawahannya atau bisa juga berasal dari sesama rekan kerja. Energi yang dikeluarkan bersumber dari adanya sikap kebersamaan untuk saling memberi dukungan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan menghilangkan pikiran bahwa pihak yang satu merasa lebih hebat dari pihak yang lain. Merasa lebih berpengalaman dari yang lain. Merasa lebih tahu segala hal daripada yang lainnya. Justru pikiran-pikiran seperti ini awal lahirnya energi negatif yang hanya akan merusak suasana kerja.
Padahal untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang optimal dan dapat selesai pada waktunya dibutuhkan energi positif yang sangat besar. Apabila kita tidak mampu menjaga energi positif ini maka akan berimbas pada pekerjaan kita. Boleh jadi pekerjaan yang kita hasilkan tidak memuaskan justru merepotkan orang lain karena meninggalkan banyak masalah. Begitu pentingnya energi positif ini maka jangan sampai kita membiarkannya terkuras habis hanya karena terpengaruh oleh orang yang sengaja mengeluarkan energi negatif kepada lingkungan di sekitarnya.
Memang tidak semua orang mampu memberikan energi positif kepada orang lain. Hal itu karena energi positif tidak begitu saja muncul dari dalam diri seseorang tapi sangat tergantung dari cara pandangnya terhadap suatu keadaan yang biasa dihadapinya. Bila membiasakan diri berpikir negatif terhadap apa saja maka yang namanya energi positif tidak akan pernah tumbuh dalam diri seseorang. Sehingga bagaimana bisa menularkan energi positif terhadap orang lain sedangkan dirinya sendiri tidak pernah mampu mengeluarkan energi positif itu.
Kalau ingin memiliki energi positif maka sebaiknya biasakanlah untuk selalu berpikir positif terhadap apapun. Tanamkanlah keyakinan dalam diri kita bahwa seberat apapun pekerjaan yang diberikan pasti akan mampu kita selesaikan apabila selalu berpikir positif bahwa kita pasti mampu menyelesaikannya. Demikian pula sebaliknya seringan apapun pekerjaan yang diberikan kepada kita tidak akan pernah mampu kita selesaikan jika kita selalu berpikir negatif bahwa pekerjaan itu sengaja dibebankan ke atas pundak kita untuk menilai betapa kita ini tidak punya kemampuan apa-apa sehingga hanya berurusan dengan pekerjaan yang ringan-ringan saja.
Dengan demikian energi positif bisa berasal dari diri sendiri ketika kita merasakan suasana kerja yang tidak nyaman. Rekan kerja yang mengeluh terhadap pekerjaannya. Atasan yang menampakkan gaya kepemimpinan yang tidak menyenangkan. Manajemen yang amburadul. Semua hal tersebut merupakan sumber lahirnya energi negatif yang bisa melemahkan semangat kerja.
Dalam situasi seperti itu kita harus punya kemampuan untuk menetralisir energi negatif yang muncul tersebut supaya kita tidak ikut terbawa oleh suasana kerja yang penuh percikan energi negatif. Tetaplah menjaga energi positif yang masih ada dalam diri kita karena sedikit saja terpancing oleh suasana yang tidak menguntungkan ini maka bisa saja kita pun akan terbawa arus pikiran negatif terhadap apa saja yang kita hadapi.
Akibatnya kita tidak lagi bisa berpikir positif. Semua hal yang tidak kita senangi kita tanggapi secara negatif. Bahkan bila perlu atasan pun akan kita hadapi secara frontal kalau kita menilai gaya memimpinnya tidak lagi menghargai kita sebagai bawahan. Tentu kita tidak menginginkan situasi ini menimpa kita. Apapun cerita atasan tetap harus kita hormati betapapun sangat tidak kita sukai caranya memerintah kita. Tinggal bagaimana cara kita merespon setiap perintahnya dengan pikiran positif walaupun terkadang cara memerintahnya sangat menyinggung perasaan kita sebagai bawahan.
Tetaplah berpikir positif bahwa sepahit apapun situasi yang kita rasakan saat ini adalah tempaan buat kita untuk menjadi orang yang lebih arif dalam menghadapi situasi apapun. Pengalaman yang kita rasakan akan membuat kita mampu belajar mana yang perlu kita ambil sebagai pelajaran yang baik dan mana yang tidak boleh kita ulangi di kemudian hari.