"Maaf Pak, saya sudah mengajukan permohonan cuti saya dari bulan lalu, dan bapak juga sudah setuju"
"Iya..., saat itu saya setuju, tapi sekarang saya minta ibu untuk menunda cuti ibu, saya mau ibu yang menghandle event-event di banquet", General Manager Hotel tempat saya bekerja melanjutkan perkataannya
"Saya sudah menyiapkan team saya, mereka sangat bertanggung jawab dengan pekerjaannya, dan bisa dipercaya pak...", saya masih saja memohon, berusaha untuk mendapatkan ijin cuti
"Saya tidak mau tahu, saya minta ibu untuk menunda cuti dan ini adalah perintah!" Bos memaksa saya untuk menerima permintaannya
"Baiklah pak, terimakasih...., selamat siang", saya berlalu meninggalkan kantor pak general manager
*Saya tak di ijinkan cuti*
Rencananya, tanggal 10 - 18 November 2012 lalu, saya dan anak-anak mau berlibur ke Bukit Tinggi, selain berkunjung kerumah Pak Gaeknya anak-anak, mertua saya, saya berencana menghadiri perkawinan famili di Pariaman, Sumatera Barat, untuk itu saya mengambil cuti beberapa hari
Seminggu sebelum berangkat, saya membicarakannya dengan anak-anak,Kyara dan Bian, wah....mereka luar biasa senang, kamipun lantas mendiskusikan rencana perjalanan dan kegiatan apa saja yang hendak kami lakukan, bermalam di rumah Pak Gaek dan memancing di kolam ikannya yang luas, membuat kue bersama "Umi" Rina adik ipar saya yang jago memasak, jalan-jalan ke jam Gadang,Panorama,Kebun Binatang, dan bermain Pasir di Pantai Pariaman
Dua hari sebelum berangkat, Kyara dan Bian berkemas, saya membiasakan anak-anak untuk menyiapkan barang-barang bawaan mereka masing-masing setiap akan melakukan perjalanan untuk waktu yang cukup lama, saya juga sudah meminta ijin pada guru sekolah Kyara
Bukan hanya anak-anak, keluarga besar saya di Bukit Tinggi dan Pariamanpun sangat senang dengan rencana liburan ini, eeh.... ternyata ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal, meski cuti sudah di ajukan beberapa waktu saya tidak di ijinkan cuti, tentu saja saya tidak enak hati dengan anak-anak, dan keluarga saya yang di Sumatera Barat, karena saya terlanjur mengatakan rencana saya, ada guilty feeling juga
Anak-anak sangat kecewa, Bian bilang, " kok nggak jadi bun...? bunda kan dah janji...., bunda ndak asyik ahh..., bunda boong...," Kyara yang sudah sangat mengerti arti liburan ngambek, dia sudah menyiapkan segala sesuatunya, buku-buku bacaan terbarunya yang akan dibaca bersama kak indah sepupunya, mainan baju barbie, jepit-jepit rambut yang akan dibagikan kepada sepupu-sepupunya sebagai oleh-oleh
Saya lantas menyiapkan liburan pengganti, tapi sambutan anak-anak tidak semeriah saat saya menyampaikan rencana liburan keBukit Tinggi, anak-anak sangat suka main air, makanya saya memilih mengajak mereka berenang dan main air di waterboomnya Labersa Hotel Pekanbaru, hari Minggu saya menepati janji saya mengajak anak anak ke Water Boom, saya senang anak-anak menikmati liburan mereka dengan main-main air, kekecewaan akan gagalnya liburan sudah sedikit terobati
Dari kejadian tersebut saya belajar bagaimana berkomunikasi dengan anak, bahwa apa yang kita inginkan tidak selalu terjadi, manusia boleh berencana, tapi Tuhanlah yang menentukan, saya juga katakan pada anak-anak bahwa saya tidak bisa cuti karena ada pekerjaan, dan sebagai karyawan saya punya tanggung jawab yang mesti dijalankan, saya berharap anak-anak percaya pada saya dan tidak menganggap saya berbohong karena rencana liburan yang gagal
Liburan sekolah yang akan datang ini saya berencana mengambil cuti dan mengajak anak-anak ke Bukit Tinggi menggantikan rencana liburan kami yang gagal ^_^
*Pak Gaek = Kakek, di Bukit Tinggi kakek dipanggil dengan Pak Gaek