30 Tahun sudah beliau mendorong gerobak bakpao dagangannya. Banyak varian Bakpao yang ia bawa seperti rasa kacang hijau, coklat, dan rasa ayam. Beliau tidak membuat sendiri Bakpao nya, namun mengambil stok dari bosnya yang ada di kawasan Baciro, Yogyakarta. Beliau berjualan semenjak masih bujang dan kini sudah memiliki istri dan 2 orang anak yang masing masing duduk di bangku SMA dan SD. Kini ia menetap di daerah Gowok. Beluau biasa menjajakan bakpao mulai dari pukul 5 sore hingga 9 malam.
Meskipun di usianya yang tidak lagi muda, ia tetap bersemangat untuk berjualan demi nenafkahi istri dan anak anaknya dirumah. Beliau sempat meraskan pahitnya tidak bisa berjualan ketika pandemi Covid - 19 dan itu sangat berpengaruh terhadap penghasilan beliau. Namun kini beliau sudah bisa merasakan sedikit angin lega karena bisa berjualan lagi.
Banyak yang sudah menjadi langganan tetap bakpao dagangannya pak Sukadi, kebanyakan adalah mahasiswa Atma Jaya dan juga Universitas Pembangunan Nasional. "Wah kalo disini mahasiswa sudah hafal mbak ,saya biasa mangkal depan atma jaya sebelah barat." Ucap pak Sukadi kepada saya sembari melayani pembeli yang membeli dagangan bakpao beliau. Cukup dengan 5 Ribu saja kita sudah bisa menikmati bakpao hangat dengan berbagai varian rasa yang ada.
Beliau mendorong gerobaknya bahkan hingga belasan kilometer. "Saya nek sore biasane jualan didepan kampus UGM mbak, paling nek agak malam gini yo mangkal di depan Atma Jaya. Sembari beliau menyiapkan bakpao yang saya beli. Senyum ramahnya sangat nyaman ketika saya wawancarai pada saat itu.
Beliau mengambil dagangan dari bosnya di sore hari pada pukul 3 atau 4 sore, kemudian ia langsung mendorong gerobak bakpao jajanannya. Sehari beliau biasa membawa 40 roti bakpao dengan beberapa varian rasa, namun beliau bercerita paling banyak membawa varian rasa ayam karena itu yang paling diminati oleh pelanggan kebanyakan. Kadang ketika masuk masa kuliah beliau bisa menjual habis semua dagangannya dan pulang lebih awal, namun apabila dagangannya tidak habis beliau biasa kembalikan kepada bosnya.
Puluhan tahun ia lalui bersama gerobak bakpao kesangannya itu. Dari sanalah pundi pundi rezeki mengalir dan bisa untuk menghidupi keluarga kecil beliau. "Lha saya tu jualan dari harga masih 125 perak mbak, sampe sekarang udah 6 ribu rupiah masih setia jualan bakpao dan gak pernah ganti jualan." Ucap beliau sembari tersenyum ketika berbicara santai bersama saya.