Bukannya pamer atau pengin dapat tepuk tangan. Setelah lama saya menghilang, dan ini memang kebiasaan saya tiap bulan romadlon, yaitu belajar dan mengkreasi dunia yang saya giluti. Akhirnya malam nanti, saya dan kawan-kawan menawarkan sebuah perenungan selama romadlon, yaitu bentuk pertunjukan wayang baru, dengan durasi waktu yang singkat sekitar 2 sampai 3 jam. Wayang format baru ini saya beri nama "Wayang Keroncongan", kenapa demikian? Keroncongan adalah identik dengan orang kelaparan, artinya sebagai pengingat kami, bahwa karya ini dimulai di bulan romadlon. Selain itu, ansamble atau musik yang kami gunakan sebagai alat pengiring pertunjukan wayang ini adalah musik keroncong. Meskipun tidak secara totalitas, karena pertimbangan gaya aneka etnik yang mencoba kami pertahankan, supaya khas Indonesia, khusus jawanya masih terasa.
KEMBALI KE ARTIKEL