Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) induk organisasi sepakbola negeri ini telah selesai menggelar kongres tahunannya pada hari minggu 4 Januari 2015 di Hotel Borobudur Jakarta, dengan salahsatu dari 6 hasil kongres tersebut adalah: Adanya penambahan aset sebesar 4,6 miliar atau kenaikan pendapatan dari sponsor sebesar 76%. Sebuah kabar menggembirakan mengingat PSSI saat ini telah mendeklarasikan dirinya sebagai sebuah organisasi mandiri yang pengelolaannya 100% tidak menggunakan APBN.
Bagaimana dengan prestasi?
Bagaimanapun meraih prestasi dalam bidang olaharaga apalagi sepakbola tidaklah semudah membalik telapak tangan, banyak faktor yang harus diperbaiki termasuk pembinaan dan pengembangan sepakbola. dalam hasil kongres tersebut PSSI mengakui bahwa mereka mengalami keterlambatan dalam masalah ini, sangat disayangkan padahal aspek ini adalah aspek utama yang tak boleh diabaikan.
Selanjutnya, mari kita menilik prestasi timnas sepakbola Indonesaia, setidaknya pada tahun 2014. Pertama Timnas Senior di Piala AFF. Tim kebanggaan yang kembali dilatih oleh Alfred Riedel ini digadang-gadang akan menunjukan taringya dalam kompetisi bergengsi di kawasan Asia Tenggara ini, hasilnya? Mengecewakan, mereka tidak lolos ke semifinal, bermain imbang dengan tuan rumah Vietnam, kalah memalukan dari The Azcal Filipina 4 gol tanpa balas dan dalam pertandingan terakhir sedikit terhibur dengan meraih kemenangan 5-1 dari tim lemah Laos salahsatunya berkat aksi impresif pemain debutan Evan Diman Darmono.
Kedua, Timnas U 23 di Asian Games. Sesuai target, Indonesia memang lolos ke fase knock out, faktor penyebabnya tentu lawan yang dihadapi adalah tim lemah macam Maladewa dan Timor Timur. Kedua tim itu dikalahkan dengan telak oleh Timnas, Maladewa 4 gol tanpa balas dan Timor Timur dibantai 7 gol tanpa balas. Tapi saat melawan Thailand Indonesia dibantai 6 gol tanpa balas. Selanjutnya pada fase knock out Indonesia kembali dibantai tim kuat Korea Utara 4-1, tim terakhir yang menghadapi Indonesia di Asian Games ini selanjutnya melaju ke babak final dan dikalahkan Korea Selatan 1-0
Ketiga Timnas U 19. Tim yang telah mendapat restu dari PSSI untuk menggelar training dalam jangka waktu yang cukup lama ini, mengingat prestasi membanggakan sebelumnya ternyata tidak mampu berbuat banyak. Mereka mati kutu menghadapi tim kuat Uzbekistan, Australia dan Uni Emirat Arab
Kegagalan ketiga Timnas itu sedikitnya memberi gambaran kepada kita, bahwa prestasi sepakbola kita masih jauh dari harapan, hanya gagal, gagal dan gagal yang di dapat, kerinduan jutaan masyarakat pecinta bola akan prestasi masih harus terus dipendam, semoga kemudian tidak terkubur dan menjadi apatis.
Kita mungkin terhibur dengan hingar bingar Liga Super Indonesia, dimana Persib Bandung secara mengejutkan dapat mengalahkan juara bertahan Persipura di Jaka Baring. Tapi bukankah muara sebuah kompetisi liga adalah prestasi Timnas?
Harapan baru ada pada Timnas U 23, yang kini masih dilatih Aji Santoso. Tim ini harus diakui telah memanfaatkan semua potensi yang ada termasuk di dalamnya adalah merekrut pemain andalan eks Timnas U 19 macam Evan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn. Targetnya adalah Juara Sea Games dan lolos pra piala Asia. Namun berita mengecewakan kembali terdengar dengan kegagalan mereka menggelar uji coba melawan tim kuat Qatar dan Siria. Namun harapan tetap menyala semoga kedua target tersebut bisa diraih, Aamiin.
PSSI memang telah berhasil meraih penambahan aset sebesar 76%, tapi soal prestasi? Sorry belum ada tambahan trophy.