Figur-figur mulai mengisi benak pikir kita. Sosialisasi,dengan cara-cara unjuk-unjukkan, terlihat dari ucapan-ucapan selamat yang tertera di baliho.Tentu ada modus dibalik baliho.
Yang maju gampang ditebak,tapi hasilnya susah diterka.Seperti demikian biasanya. Namun kali ini,semua yang biasa itu bakal diporak-porandakan.
Pada Pemilu kemarin,gejala “super power” Pemilukada mendatang terlihat.Hampir segenap Daerah Pemilihan (Dapil),hanya satu partai yang tinggi”daya balapnya” yakni Partai Amanat Nasional (PAN).
Seperti yang diberitakan mediasultra.com, capaian suara PAN bertengger pada posisi “suara terbanyak” (13.911 suara).Parpol ini berhasil menyumbang 9 kursi dari 20 kursi yang diperebutkan.Sisanya,dalam jumlah kecil,dibagi-bagi oleh parpol lain.
Publik tentu punya alasan,kenapa PAN kuat? PAN adalah parpol penguasa di daerah ini.Tapi jika segenap publik satu alasan,maka Pemilukada (diragukan) tidak akan kompetitif.Sebab,wajah lama(incumbent) akan jadi pendekar tanpa tanding dimata lawan.
Untuk itu,hasil pemilu kemarin,mesti jadi “catatan pinggir”.Utamanya bagi yang masih nyali tampil sebagai calon kepala daerah.Harus punya jurus ekstra untuk menebas opini publik: PAN masih kuat,.Jika tidak, pertarungan mendatang terkesan “main-main”.(*)
Baca juga tulisan lain di http://jufra-udo.blogspot.com/
