Kasus yang terjadi di jenjang pendidikan tentu sudah menjadi hal yang biasa, entah itu di tingkat SD, SMP, SMA, atau kuliah. Tidak sedikit juga jenis kasus yang melibatkan kecurangan atau bahkan pelecehan. Salah satu contohnya adalah kasus plagiarisme yang terjadi di salah satu universitas di Jakarta terhadap universitas di Malaysia. Plagiarisme tersebut dilakukan oleh seorang profesor sehingga menjadi suatu hal yang mengagetkan karena merupakan jenjang pendidikan tertinggi.
Salah satu kasus profesor Unas Jakarta melakukan plagiarisme terhadap dosen UMT dalam penelitiannya. Kasus ini menjadi bukti bahwa di tingkat tertinggi pendidikan pun masih banyak terjadi kasus plagiarisme. Selain itu, kasus ini juga menandakan bahwa ini bukan pertama kalinya profesor tersebut melakukan plagiarisme. Artinya tidak ada yang tahu orang tersebut melakukan hal yang sama selama perjalanannya mendapatkan gelar profesor. Kebetulan saja kali ini ketahuan bahwa profesor ini melakukan plagiarisme dalam salah satu penelitiannya.
Pada akhirnya profesor Unas Jakarta yang diduga melakukan plagiarisme terhadap dosen UMT. Profesor Kumba Digdowiseiso mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban. Selain itu, ia tidak ingin membebani Unas Jakarta untuk penyelidikan lebih lanjut. Hal ini bagus karena profesor tersebut mau melakukan bentuk pertanggungjawaban yang konkrit walaupun sudah merugikan orang lain. Seperti kucing yang menjilat tangan atau meremukkan kepala mereka pada pemiliknya sebagai tanda maaf dan penyesalan.