Aku masih menengadah. Di keremangan cahaya lampu minyak yang menempel di dinding papan. Sorot sayu rembulan, malu-malu menembus genteng. Diantara lubang yang tak sempat ditambal bapakku. Nun jauh di atas sana, tak sedikit pun awan. Bintang-bintang, dalam kerlipnya memamerkan keindahan mereka. Tidak ada pengganggu yang mereduksi pesonanya.
KEMBALI KE ARTIKEL