Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Drugs Problem

5 Juli 2020   15:00 Diperbarui: 5 Juli 2020   15:00 29 1
Qika adalah pemuda berumur 15 tahun yang masih duduk di bangku SMP yang bercita-cita menjadi pemain Sepak Bola profesional, ia adalah
pemuda berbakat yang banyak meraih prestasi dari Sepak Bola hingga bisa membawa Tim Nasional Indonesia usia-14 tahun menjuarai
Olimpiade Gothia Cup di Swedia. Ditengah perjalanan Qica, kedua orang tuanya mengalami kekacauan satu sama lain dikarenakan Ayahnya
melakukan perselingkuhan dalam menjalani kehidupan berumah tangganya. Qika sering melihat kedua orang tuanya bertengkar satu sama lain
dan Ayah yang jarang untuk pulang kerumah karena memiliki hubungan dengan wanita lain diluar nikah, Qica merasa tidak pernah nayaman
ketika berada dirumahnya karena terlalu sering mellihat kedua orang tuanya bertengkar dan Qica merasa sangat sedih dan bingung untuk
berlabuh kemana untuk menopang kesedihannya. Tak beberapa lama akhirnya kedua orang tua Qika mengambil jalan perceraian dan sangat
berat untuk Qika menerima keputusan perceraian kedua orang tuanya disaat Qica sedang memperjuangkan dan meraih cita-citanya. Qika
hanya tinggal berdua dengan Ibunya dan selang beberapa tahun ibu Qika menikah lagi dengan pasangan barunya dan Qika tidak senang jika
berada didalam satu rumah dengan ayah tirinya dan Qica memutuskan untuk pindah rumah dengan nenek dari ibu nya Qika, tahun ke tahun
dengan ketidakharmonisan dirumah tangga Qika dan yang merasa sedih karena tidak diperdulikan oleh ayah dan ibunya. Sudah 4 tahun
berselang Qika sudah dududk di bangku Sma Qika masih mengkonsumsi narkoba dengan statusnya yang masih pelajar, awal mula Qika
mengenal narkoba yaitu dari teman-teman gengnya dan sosok yang membuat Qika terpengaruh narkoba dan mabuk-mabukan adalah Diki ia
adalah seorang pemabuk dan pecandu narkoba dan bandar narkoba ia adalah pria yang menganggur da tidak sekolah dan selalu berkumpul
mendekati geng Qika hingga Qika dan teman-temannya terpengaruh dan menjadi pecandu narkoba , setiap Qika sedih Diki selalu mengajak
Qika untuk melampiaskannya dengan menggunakan dengan iming iming bahwa mengkonsumsi narkoba akan melepaskan rasa depresi yang di
topang oleh Qika. Di masa Sma, Qika menjadi pemuda yang suka mabuk-mabukan dan mengkonsumsi narkoba hanya untuk mencari pelarian
dari kenyataan pahit hidup yang ia dapat dari kedua orang tuanya dan membuat prestasi Sepak Bolanya menurun dan membuat kehidupannya
tambah hancur karena mengkonsumsi narkoba. Tetapi ada sosok nenek yang merawat dan menyayangi Qika dari Qika memutuskan untuk
tinggal di rumah neneknya keluarga Qika tak ada satupun yang mengetahui bahwa Qika mengkonsumsi narkoba karena depresi yang tidak bisa
ditangani, Qika dalah pribadi yang selalu menutupi kesedihan tentang perceraian kedua dihadapan keluarganya terutama di hadapan
neneknya. Sudah 4 tahun berselang Qika sudah dududk di bangku Sma Qika masih mengkonsumsi narkoba dengan statusnya yang masih
pelajar, Qika selalu menemui Carlos yaitu sahabatnya sejak duduk di bangku Sma, setiap bertemu disekolah dan diluar sekolah Qica selalu
melapaskan rasa amarah dan sedihnya dengan bercerita ke Carlos untuk mencurahkan isi hatinya. Qika melampiaskan selalu dengan mabuk-
mabukan dan narkoba. Ketika disekolah Qika dan gengnya yang sedang berkumpul di lantai 3 gedung sekolah melihat siswa-siswi dilapangan
yang sedang di opsek dan Qika melihat ospek yang tidak manusiawi yaitu anggota osis yang mengospek juniornya dengan menatar menyuruh
minum air ludah teman disampingnya dengan giliran, Qika melihat ketidak manusiawi dan langsung turun ke lapangan untuk memberhentikan
kelakuan osis yang tidak manusiawi disitu Qika mengambil gelas ludah air liur ketika giliran wanita muda berambut panjang dan cantik yaitu
Aza, Qika dan teman-temannya langsung memberhentikan penataran ospek yang dilakukan oleh osis dan teriak untuk tidak melakukan hal-hal
yang tidak manusiawi dan berteriak jika ada yang diperlakukan lagi dengan tidak senonoh oleh osis agar segera melapor ke Qika dan gengnya,
geng Qika adalah geng terkenal di sekolah yang isinya anak-anak bandel dan tidak beraturan tehadap diri sendiri tetapi memiliki sifat positif
ketika melihat ketidak adilan yang dilakukan osis terhadap siswa-siswi junior. Hari ke hari Qika ke kantin bersama gengnya dan ditengah
ramainya kantin Qika melihat Aza diperlakukan tidak senonoh oleh senior siswi satu angkatan dengan Qika dan Qika membela Aza dan menarik
Aza untuk di lindungi dan berawal dari situ Aza mulai jatuh cinta dengan Qika. Setiap Qika berada di lingkungan sekolah Aza selalu
memperhatikan Qika ketika Qika sedang latiha ekstrakulikuler Aza memberanikan diri untuk memberi minuman setlah latihan tim sepak bola
sekolah ke Qika dan dari situ Aza dan Qika bertambah dekat satu sama lain dan akhirnya mereka menjalin hubungan pacaran. Sekian lama aza
menjalin hubungan dengan qika, aza mengetahui bahwa Qika adalah pecandu narkoba dan aza tetap mempertahankan hubungan pacarannya
dengan Qika, Aza sering marah terhadap Qika karena mengkonsumsi narkoba dan aza selalu memarahi sahabat-sahabatnya di gengnya untuk
tidak mengajak Qika mengkonsumsi narkoba. Hingga pada suatu ketika Qika pulang sekolah dan nongkrong di kedai sekaligus tempat
berkumpul gengnya Qika menggunakan narkoba, dan disaat itu aza menunggu Qika di taman sekolah untuk dijemput pulang kerumah untuk
pulang bareng dan disitu Qika ingkar janji ke aza untuk tidak nongkrong lagi saat pulang sekolah dan disitu Qika mengalami Overdosis karena
berlebihan mengkonsumsi narkoba dan aza diberi tahu carlos untuk melihat keadaan Qika dan Aza menangis dan sangat marah terhadap
sahabat-sahabat Qika dan Aza membawa Qika ke rumah sakit untuk di tangani khusus tak lama akhirnya nyawa Qika terselamatkan dan
akhinrya aza memberanikan diri untuk memberi tahu nenek Qika mengenai perilaku Qika mengkonsumsi narkoba selama ini. Setelah keluar
dari rumah sakit Qika dibawa neneknya untuk menjalani rehabilitasi narkoba di daerah Qika menjalani rehablitasi hari demi hari setiap
neneknya menjenguknya Qika tidak pernah tau kabar Aza ada dimana dan kenapa tidak menjenguknya, disitu Qika tambah sedih karena
merasa kehilangan orang yang disayangi nya dan peduli terhadap dirinya dalam memotivasi untuk jauh dari narkoba dan hidup normal. Hari ke

hari sampai Qika selesai menjalani rehabilitasi Qika langsung mengunjungi rumah Aza disitu Qika ditolak oleh keluarganya aza karena keluarga
aza tidak ingin Qika mendekati Aza karena Qika adalah seorang pecandu narkoba. Qika tambah sedih dan bertambah depresi karena kehilangan
aza dan akhirnya Qika menemui teman-temannya dan bertemu lagi dengan Diki dan mulai mengkonsumsi narkoba lagi Qika tidak pulang-
pulang kerumah karena galau dan patah hati karena kehilangan Aza. Carlos menemui Qika untuk mengajaknya pulang kerumah neneknya
karena neneknya khawatir kondisi Qika yang baru saja pulang dari rehabilitasi Qika menolak carlos untuk mengajaknya pulang sampai akhirnya
mengalami overdosis lagi disitu Qika tidak terselamatkan nyawanya, Carlos menangis dan marah terhadap Diki yang selalu mengajak Qika untuk
mengkonsumsi narkoba, carlos berteriak histeris dan menangis karena tidak percaya sahabatnya sudah meninggal. Penyesalan dan akhir yang
tragis bagi Qika yang awalanya pemuda berbakat dan terjebak dalam pergaulan bebas, banyak masalah yang ditopang oleh Qika tapi apadaya
Qika tidak terselamatkan karena kecanduannya terhadap barang haram narkoba.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun