Persaingan antara Jepang dan China terkait dengan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung semakin “memanas” atau dapat dikatakan mencapai “puncak”. Hal itu ditandai dengan adanya usulan tambahan proposal baru Jepang terhadap proposal studi kelayakan (
feasibility study) yang telah diserahkan kepada Pemerintah Indonesia sebelumnya, yang disampaikan oleh Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe yaitu Hiroto Izumi dengan mengunjungi kantor Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli pada hari Rabu, 26 Agustus 2015. Atas usulan terbaru Jepang tersebut, China tak mau kalah, selang 2 hari berikutnya tanggal 28 Agustus 2015, China mengirim utusannya yaitu Duta Besar China untuk Indonesia, Xie Feng dengan mengunjungi Kantor Menko Perekonomian guna bertemu dengan Menko
Perekonomian, Darmin Nasution. Usai bertemu dengan Xie, Darmin menyampaikan kepada wartawan bahwa Xie (China) “meradang” dengan mengatakan kepada Darmin "
We hope all sides will respect the rules set down by the Indonesian government. One feasibility study! No more!"
and crossing his arms, yang artinya kira-kira demikian “Kami harap semua pihak akan menghormati aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia” (yang sudah pasti ungkapan tersebut ditujukan kepada pihak Jepang), dengan menyilangkan kedua tangannya.
KEMBALI KE ARTIKEL