di kenyataan bahwa naiknya harga sembako tersebut akan membawa dampak pada daya beli masyarakat. terutama masyarakat ekonomi menengah ke bawah. yang sayangnya para pedagang sembako di daerah-daerah tersebut juga berada pada kisaran ekonomi menengah kebawah juga. jika kita berbicara empati tentu tidak sama dengan hukum ekonomi yang ada sekarang ini berdasar pada  harga yang beredar dipasaran. nah pertanyaannya sekarang apakah yang menentukan harga sembako yang melambung tersebut?? apakah kita hanya mengkambinghitamkan rencana kenaikan harga BBM saja ataukah ada faktor yang lain.
pernah saya membaca ada salah seorang kompasianer yang memberikan analisis kenapa harga naik, cuman saya lupa linknya..adapun yang menjadi pencermatan saya adalah karena faktor psikologis pedagang yang dalam ketidakpastian menunggu kenaikan harga BBM sehingga menaikkan harga sembako terlebih dahulu. nah disinilah herannya apakah benar seperti itu adanya? apa korelasi dari rencana kenaikan harga BBM dengan naiknya harga sembako dipasaran. dan ketika harga bbm tak jadi naik maka harga sembako tak jadi pula turun.apakah ini juga karena faktor psikologis para pedagang yang ketularan pejabat yang mana sudah naik tapi susah turun walaupun terindikasi kasus korupsi..?? nah kalo di pedagang terindikasi kasus apa yah..??
maaf bagi para kompasianers senior saya baru disini..bagi yang bisa mengkoreksi tulisan saya na memberikan solusi saya ucapkn terima kasih banyak..
wassalam,